TRENGGALEK, NUSANTARAPOS – Perusahaan asal Korea Selatan, Green Blue Corporation, menyatakan bahwa kualitas udara di Kabupaten Trenggalek berada dalam kategori sehat. Hal ini berdasarkan hasil pengukuran menggunakan alat Partikulat Meter, yang menunjukkan angka 12 hingga 19 PM — jauh di bawah ambang batas polusi udara berbahaya sebesar 40 PM.
Pengukuran dilakukan di beberapa titik pusat kota, mulai dari Pendopo Manggala Praja Nugraha, Alun-Alun Trenggalek, hingga Hutan Kota. Hasilnya menunjukkan bahwa ekosistem udara di Trenggalek, terutama di area perkotaan, tergolong aman bagi kesehatan pernapasan masyarakat.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Tinggal di sini saja, kerjanya tetap di sana. Karena udara di sini masih segar,” kelakar Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa Mas Ipin, sembari mengajak tamunya menikmati suasana alami Trenggalek.
Kolaborasi Pemetaan Wilayah untuk Dukung Infrastruktur Tahan Bencana
Kunjungan Green Blue Corporation ke Trenggalek bukan hanya sekadar pengukuran kualitas udara. Mereka juga digandeng oleh Pemkab Trenggalek untuk melakukan pemetaan topografi (basemap GIS) sebagai bagian dari perencanaan pembangunan yang tahan bencana dan ramah lingkungan.
“Green Blue adalah perusahaan spesialis di bidang GIS. Kami sebelumnya sudah mengirimkan letter of intent, dan kini mereka datang membawa alat dan teknologi canggih,” ujar Mas Ipin, Senin (16/6).
Data pemetaan ini akan digunakan sebagai dasar perencanaan untuk sejumlah program, termasuk:
- Infrastruktur tahan bencana
- Penataan kota
- Pengukuran emisi karbon
- Mendukung target Net Zero Karbon Trenggalek
Turut mendampingi kunjungan tersebut, Qintharra Yassifa, seorang arsitek lanskap asal Malang, yang saat ini juga bekerja sama dengan Pemkab Trenggalek dalam pengembangan konsep tata kota.
Teknologi Tinggi untuk Lingkungan yang Lebih Baik
Alat pengukur kualitas udara yang digunakan oleh Green Blue Corporation, yakni Partikulat Meter, berfungsi untuk mengukur konsentrasi partikel materi (PM) di udara. Partikel ini, jika berada dalam konsentrasi tinggi, bisa membahayakan paru-paru.
Namun, dari hasil pengukuran sementara, angka polusi udara di Trenggalek berada di kisaran 12–19 PM, yang berarti masih jauh lebih aman dibandingkan batas maksimum WHO (40 PM).
“Kualitas udara kita bagus. Tapi tetap saya ingatkan masyarakat agar tidak membakar jerami sisa panen. Jerami itu bisa diolah jadi silase atau pupuk melalui pirolisis, daripada meningkatkan polusi,” pesan Mas Ipin.
Trenggalek Kota yang Menyenangkan
Perwakilan Green Blue Corporation, Kim Jung Uk, menyampaikan kesan positifnya selama berada di Trenggalek. Ia menyebut bahwa Trenggalek adalah kota yang natural dan sangat menyenangkan.
“Silakan berkunjung ke Trenggalek, karena ini kota yang sangat natural,” tuturnya singkat saat menyelesaikan kunjungannya di Hutan Kota Trenggalek.