NUSANTARAPOS.CO.ID – Solo gelar acara kirab budaya dengan tajuk “Kirab 1001 Keris”. Acara kirab yang dimulai dari Rumah Dinas Walikota Solo di Loji Gandrung menuju Musium Keris di jalan Bhayangkara Solo.
Peserta kirab mengenakan busana Beskab Jawa sambil berjalan kaki dari Loji Gandrung menuju Musium Keris. Sambil membawa arak-arakan, termasuk Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo ikut bersama jajarannya mengenakan beskap dan mengenakan keris.
Walaupun bertema Kirab 1001 Keris, namun hanya ada satu keris dan dua tombak yang ikut dikirab sedangkan rombongan OPD dan Muspida mengenakan beskap hitam dalam acara kirab tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Solo, Kinkin Sultanul, mengatakan, kirab 1001 Keris ini yang dikirab hanya ada satu. Keris tersebut koleksi milik orang nomor satu di Indonesia, Presiden Jokowi yang bernama Kiai Tengara.
“Tujuan acara ini, guna menumbuhkan kembali kepedulian masyarakat bahwa keris sebagai warisan leluhur harus tetap dilestarikan. Termasuk dengan Keris Kiai Tengara milik Presiden Jokowi ini sebagai penanda keris merupakan warisan leluhur budaya Jawa,” terangnya, pada nusantarapos.co.id, Minggu (15/9/19).
Hal senada juga disampaikan Kepala UPT Museum Dinas Kebudayaan Kota Solo, Didik Sunaryono, menjelaskan keris milik Jokowi yang sudah dihibahkan kepada museum Keris Nusantara usia merupakan jenis Keris Muda. Namun, Keris Jokowi ini sudah dilakukan prosesi jamasan keris pada pekan lalu.
“Keris Kiai Tengara ini, memang memiliki lima lekuk yang melambangkan lima sila pada Pancasila, dengan gaya Surakarta. Keris itu juga berjas emas dan berlian.kita juga menggelar pameran 436 keris yang menjadi koleksi museum keris Nusantara,” jelasnya.
Selain acara kirab, lanjutnya, Museum Keris Surakarta juga menggelar acara seremonial berupa penyerahan sertifikat penghibah keris kepada lima orang oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
“Selain acara kirab ini, kita juga buat pameran keris pusaka, bursa keris, lelang keris, dan menempa keris langsung. Untuk bursa keris dan lelang keris itu dilaksanakan oleh Komunitas Bratasura,” pungkasnya. (Bud).
