Kemenkop Dukung Tasikmalaya Pusat Jadi Kekuatan Ekonomi Terbesar

Tasikmalaya, Nusantarapos – Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, identik dengan sentra-sentra kreatifnya. Mulai dari fashion, kerajinan tangan, kuliner, dan pariwisata. Potensi-potensi ini, menurut Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan, harus bisa menjadi pusat kekuatan ekonomi yang besar.

Banyak wisatawan luar negeri yang ke sini hanya sekedar untuk berburu beberapa produk unggulan Kota Tasikmalaya seperti bordir dan fashion. Tak sedikit juga, yang berwisata yang ternyata digandrungi wisatawan muda. Pantai, pegunungan, dan hal-hal yang bersifat petualangan.

Berbagai macam produk hasil kreatif Koperasi dan UMKM seperti kerajinan batok kelapa, tas dan dompet yang terbuat dari rajutan daun pandan, makanan olahan, bordir kebaya, mukena hingga baju koko juga tersebar di wilayah Tasikmalaya.

“Potensi ini harus bisa kita kembangkan lebih jauh. Jangan sampai dikuasai orang luar. Kementerian Koperasi dan UKM siap memberikan pendampingan kepada para pelaku Koperasi dan UMKM dengan didukung oleh para konsultan pendamping yang mempuni. Juga siap memberikan pelatihan bagaimana mengemas potensi-potensi itu menjadi begitu menarik,” katanya dalam Siaran Pers Kemenkop.

Ia mengemukakan hal tersebut saat memberikan arahan dalam kegiatan Fasilitasi Pendampingan Expert Dalam Rangka Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Komunitas Pondok Pesantren, di Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (PLUT KUMKM) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (12/11/2019).

Bukti keberpihakan pemerintah terhadap KUMKM ini dapat dilihat dari keberadaan gedung PLUT – KUMKM yang diresmikan pada 2015. Manfaatnya sudah dirasakan para KUMKM lokal yang tidak sedikit mengalami kesuksesan setelah mendapatkan pendampingan dan pelatihan di gedung PLUT – KUMKM.

“Sasaran PLUT adalah meningkatkan produktivitas, nilai tambah, kualitas kerja dan daya saing KUMKM melalui pendamping bidang kelembagaan, SDM, produksi, pembiayaan dan pemasaran. Antusiasme untuk mengikuti pelatihan juga tinggi. Terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan,” ujarnya. (*)