banner 970x250
HUKUM  

Rizal Ramli : “Kebangkitan Nasional Harus Jadi Momentum Ubah Demokrasi Kriminal”

Jakarta, Nusantarapos – Kebangkitan Nasional harus menjadi momentum untuk mengubah demokrasi kriminal menjadi demokrasi yang bersih dan amanah.

Demikian ditegaskan tokoh nasional, DR. Rizal Ramli (RR) dalam orasi kebangsaan pada acara yang bertemakan “113 Tahun Kebangkitan Nasional Kebangkitan Seluruh Rakyat Indonesia: Jalan Keadilan dan Kemakmuran” yang digelar di Gedung Joang, Menteng Raya 31, Jakarta Pusat, Jumat (28/5/2021). 

RR meyakini, dengan mengubah demokrasi kriminal menjadi demokrasi yang bersih, maka demokrasi akan bekerja untuk keadilan dan kemakmuran rakyat. Bukan hanya menjadi pesuruh oligarki, elite, dan dinasti kekuasaan politik dan ekonomi. 

“Hanya dengan jalan perjuangan itu, demokrasi bisa bermanfaat untuk memberikan keadilan, kemakmuran dan kejayaan untuk seluruh bangsa Indonesia,” tukas aktivis mahasiswa era 77/78 yang pernah mendekam di Lapas Sukamiskin saat memperjuangkan demokrasi di era pemerintahan Soeharto itu. 

Terkait dengan adanya pertanyaan tentang peluang Indonesia keluar dari krisis multidimensi, Rizal Ramli menyatakan optimis. Bahkan, sambung RR, peluang itu sangat terbuka lebar. 

Syaratnya, sebut Rizal Ramli, seluruh potensi rakyat Indonesia digerakkan dan semua potensi strategis dan sumber alam nasional benar-benar dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat Indonesia. “(Dengan begitu) kita akan cepat keluar dari krisis multidimensi ini!”, cetusnya.

Agar Indonesia berdaulat dan berjaya, kata mantan Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu, ekonomi nasional harus dikelola dengan melaksanakan Ekonomi Konstitusi UUD’45. Yaitu ekonomi dari, dengan, dan untuk kemakmuran rakyat Indonesia. 

“Bukan ekonomi neoliberalisme yang menjadi pintu masuk neo-kolonialisme baru, dan bukan kegiatan ekonomi yang lokasinya di Indonesia, tapi manfaat dan nilai tambahnya untuk kemakmuran orang asing,” tandas Rizal Ramli.

Seperti di ketahui dalam acara ini hadir para tokoh dan aktivis nasional antara lain Jenderal TNI (Purn) Agustadi, Letnan Jenderal TNI Mar (Purn) Suharto, Prof Din Syamsudin, Chandra motik, Jumhur Hidayat dan Andrianto aktivis Gerakan Pro Demokrasi Indonesia sebagai co promotor acara. (MARS/*)