DAERAH  

Menteri Trenggono Nilai SKPT Rote Ndao Berpotensi Sebagai Lokasi Wisata Kuliner Ikan

ROTE, NUSANTARAPOS – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Rote Ndao di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/12/2021). Menteri Trenggono meminta pengelola agar fasilitas yang ada di SKPT dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mendorong peningkatan produktivitas para nelayan di sana.

“Ini harus bisa dioptimalkan untuk membantu masyarakat nelayan di sini,” ungkapnya yang dalam kunjungan kerja tersebut didampingi oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu.

SKPT Rote Ndao yang beroperasi sejak tahun 2019 memiliki sejumlah fasilitas seperti cold storage, pabrik es, pasar ikan, kolam labuh kapal, hingga breakwater. Namun pemanfaatannya dinilai belum optimal dan banyak fasilitas yang perlu dilakukan perbaikan.

Menteri Trenggono bahkan meminta jajarannya untuk menata ulang infrastruktur SKPT agar pemanfaatannya lebih optimal sebab juga berpotensi untuk pariwisata khususnya kuliner ikan. Tagetnya SKPT ini bisa menjadi pemicu peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, tidak hanya melalui kegiatan perikanan tapi juga pariwisata.

“Tolong pak Dirjen (Perikanan Tangkap) ya didesain kembali. Ini bagus sekali jika ada fish market dan restoran apung untuk wisata karena (panorama) alamnya mendukung. Biar hidup di sini ekonominya,” kata Menteri Trenggono.

Selain SKPT, kampung nelayan yang ada di Rote Ndao juga jadi perhatian Menteri Trenggono. Dia meminta jajarannya bersama Pemda mendata kampung-kampung nelayan untuk ditata dan dikembangkan menjadi lebih produktif dalam menghasilkan produk perikanan berkualitas.

Sebagai informasi, nelayan di Rote Ndao yang jumlahnya mencapai 3.500 KK, sebagian besar merupakan nelayan tradisional yang menggunakan perahu untuk melaut. Sisanya menggunakan kapal ukuran 3 sampai 5 GT.

Dari sisi produktivitas, berdasarkan data tahun lalu, jumlah tangkapan ikan secara keseluruhan sebanyak 3.696 ton dengan komoditas terbanyak kakap, kerapu, tongkol, dan tenggiri. Sementara untuk yang bukan ikan, terbanyak adalah cumi-cumi disusul teripang.

Selain perikanan tangkap, perikanan budidaya mulai berkembang di Rote Ndao khususnya budidaya lobster. Menteri Trenggono juga meninjau langsung lokasi keramba jaring apung budidaya lobster yang ada di Pulau Mulut Seribu.

Menteri Trenggono mendukung penuh pengembangan yang dilakukan dan meminta pengelola agar pelaksanaannya tetap menjaga kelestarian ekosistem. Dia juga meminta pengelola mengutamakan tenaga kerja lokal untuk membantu operasional keramba yang totalnya ada 25 lubang tersebut.

Keramba tersebut baru beroperasi pada Agustus 2021 dengan komoditas budidaya yang paling banyak adalah lobster jenis pasir dan mutiara. Saat ini ada sekitar 10 tenaga lokal yang dipekerjakan di keramba tersebut.