BUDAYA  

Silvana: Politik Identitas Sebagai Racun Demokrasi, Ranjau Pemecah Demokrasi

Ketua Umum WIN (Wahana Indonesia NKRI), Silvana Da Costa (Foto:Guffe)

JAKARTA, NUSANTARAPOS. – Ketua Umum WIN (Wahana Indonesia NKRI), Silvana Da Costa saat dijumpai dibilangan Bulungan Jakarta, Sabtu (11/3/2023) sore mengungkapkan, terkait kebangsaan yang mengemuka akhir-akhir ini mengenai politik identitas akan memecah NKRI. Politik identitas ini sebenarnya strategi politik tapi mengkalsifikasikan golongan tertentu, memanfatkan kesamaan golongan untuk tujuan tertentu.

“Identitas disini sebetulnya jati diri yang dimanfaatkan suatu golongan secara agama. Biasanya mengidentifiksikan politltik identitas ini agama. Sebetulnya bukan, melainkan ras, suku, antar golongan, gender seperti yang terjadi di Papua itu juga merupakan politik identitas karena mereka sifatnya etnik, ras, kesukuan yang ingin merdeka. Ini juga merupakan politik identitas yang sama saja strategi kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuannya. Ini harus dihindari karena akan merusak demokrasi,”
ujarnya.

“Menjadi santer orang orang mengidentifikasikan ini perihal agama. Sebetulnya sama saja, strategi kelompok tertentu untuk mencapai tujuannya. Ini yang perlu kita hindari karena untuk komunitas demokrasi. Kenapa adanya politik identitas ini karena adanya suatu kelompok yang ingin menguasai NKRI dimana mereka itu adalah minoritas menggunakan strategi ini untuk merebut masa, ini harus dihindari,” ucap Ketum Win.

Lebih jauh Ketua Umum WIN, Silvana Da Costa mengatakan, Kalau mereka sudah kuat, naik dan mempunyai posisi, bahayanya akan mengutamakan kelompoknya karena ini timbul dari sana. Ini akan merusak legalitas NKRI karena yang tak sejalan dengan kelompoknya akan terpinggirkan. Nantinya sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial sudah tidak bisa lagi karena tak digunakan.

Sebaiknya yang dilakukan dengan politik identitas ini adalah masyarakat harus cerdas dalam memilih pemimpin atau apapun juga karena ini semua mengkondisikan lagi pada pendidikan politik yang seharusnya dimulai dari tingkat dasar. Dari anak-anak, mereka harus toleransi pada yang lain baik suku, agama, ras dan golongan. Ini harus ada pendidikan politik bagi anak-anak. Sejauh ini harus ditanamkan pada anak-anak sehingga nantinya kalau sudah dewasa sudah mendarah daging mereka harus menghindari.

Kalau ingin NKRI ini maju, kita lihat banyaknya isu-isu yang memprihatinkan, adanya golongan-golongan yang memanfaatkan hal ini. Kita ketahui Indonesia pluralisme, kemajemukan ini dari kesukuan, agama, ras dan golongan. Gimana kita mau maju, hal inilah yang terus di goreng-goreng, kita mau maju atau ingin terpuruk terus.

Info yang diterima dari teman-teman Silvana bahwa Dubes Amerika di Swiss adalah orang Indonesia. Orang Indonesia kita lihat semakin mendunia, semakin globalisasi. Kalau kita mudah terprovokasi, terkotak-kotak kan mengikuti waktu kita akan tertinggal. Begitu politik identitas dirancang, terprogram maka NKRI akan hancur. Ini meruoakan ranjau ataupun bom waktu untuk Indonesia.

Mulai sekarang, kiita senantiasa harus menggaungkan persatuan dan kesatuan. Siapapun pemimpin yang akan dipilih silahkan. Politik indentitas menjadi tools senjata. Identitas itu adalah jati diri, jati diri kita adalah bangsa yang berlandaskan Pancasila yang membuat NKRI ini maju bukan untuk jaman kita saja, juga untuk anak cucu kita kedepannya

Indonesia negara kaya dengan sumber alamnya, mental bangsa ini harus dikedepankan nomor satu. Negara ini tidah boleh terpecah belah dengan politik identitas, NKRI akan hancur. Siapapun presidennya nanti kita hanya meneruskan perjuangan bangsa ini dengam visi misi yang sama agar NKRI bisa berjaya, anak bangsa go international bisa berjaya diluar negeri.

Keadilan sosial ini juga harus merata agar tidak ada ketimpangan, dijadikan tools terjadinya ketimpangan. Politik identitas ini mencari kelemahan dan menggoda kaum yang lemah dalam hal ini kaum marjinal. Politik identitas ini sudah tidak ada tempatnya lagi di NKRI dimana
Indonesia bediri sudah dengan demokrasi. Politik identitas ini ranjau nya demokrasi, Demikrasi NKRI akan hancur.

Ditakutkan politik identitas berkuasa diIndonesia berarti hancurnya NKRI. Kita belajar banyak dari agama, etnis, suku, dimana negaranya hancur. Generasi muda harus sedini mungkin berpolitik agar mereka open politik nalar mereka bekerja dalam berpolitik, open view, pandangan luas sehingga bisa mengambil langkah dengan baik dan benar.

Cinta tanah air, Pancasila itu harua ditanamkan pada pendidikan anak anak sejak dini. Pembelajaran itu harua reveivable diulang terus menerus, berkesinambungan sehingga terintegerasi.

Kedepannya siapapun Presiden nya, saya ingin berdiri ditengah. yang penting bangsa ini harus selalu bersatu hindari politik identitas sebagai racun demokrasi, ranjau pemecah NKRI. (Guffe).