RILIS  

Tren Pengguna Transportasi Online di Indonesia, Faktor Harga Jadi Pertimbangan Utama

JAKARTA, NUSANTARAPOS – Industri transportasi online terus berkembang pesat dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang. Moda transportasi yang memanfaatkan kekuatan teknologi ini telah berubah menjadi pilihan utama jutaan konsumen dalam memenuhi kebutuhan mobilitasnya.

Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi diadakannya penelitian survei nasional oleh Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie, bekerja sama dengan salah satu penyedia layanan transportasi online di Indonesia, inDrive.

Dalam memilih sebuah layanan transportasi online yang semakin beragam, ada berbagai faktor yang jadi pertimbangan masyarakat, salah satu yang paling penting adalah tarif. Sebanyak 83 persen responden setuju, bahwa faktor besaran tarif merupakan penentu keputusan konsumen saat memesan layanan yang ditawarkan oleh aplikasi transportasi online.

Latar belakang pekerjaan responden juga menunjukkan tren menarik, di mana mayoritas mereka yang berprofesi sebagai wirausaha dan ibu rumah tangga menyetujui konsep tawar-menawar saat akan menggunakan jasa layanan antar-jemput dan pengiriman barang.

Tendensi kelompok konsumen tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari meningkatnya harga kebutuhan pokok, serta persaingan usaha.

Government Relations Specialist inDrive Indonesia, Diah Nikmahayati, menjelaskan, “inDrive menawarkan kebebasan kepada konsumen, untuk menentukan harga dan memilih pengemudi yang diinginkan saat menggunakan layanan kami. Fitur ini tentu jadi nilai jual yang dapat memenuhi kebutuhan pasar Indonesia saat ini.” ujarnya melalui Siaran Pers yang diterima redaksi Nusantarapos, Jumat (17/3/2023)

Tercatat dalam survei yang dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia tersebut, terbukti bahwa mayoritas masyarakat Indonesia merupakan pengguna layanan transportasi online, yakni sebanyak hampir 83 persen. Sementara untuk moda kendaraan yang diminati, 85.52 persen pengguna transportasi daring paling sering menggunakan layanan ojek online, dan 14.48 persen sering menggunakan taksi.

Data survei juga menunjukkan jika mayoritas responden, yakni sebesar 52.5 persen dari seluruh responden, paling sering menggunakan jasa antar-jemput. Aspek keamanan turut menjadi prioritas utama yang dipilih responden. Sebanyak 84.94 persen responden setuju, jika kendaraan pengemudi harus dalam kondisi yang baik, sementara 95.99 persen responden setuju jika pengemudi wajib patuh terhadap peraturan lalu lintas.

Dari segi pengalaman pengguna, 96.39 persen responden setuju jika aplikasi transportasi online harus mudah digunakan, serta 75.62 persen responden setuju jika aplikasi transportasi online harusnya tidak mudah mengalami eror.

Survei kolaborasi inDrive dan Universitas Bakrie tersebut dilaksanakan oleh tim peneliti Laboratorium Ilmu Politik Universitas Bakrie pada 26 Januari – 16 Februari 2023. Jangkauan survei mencakup 34 provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden yang ditentukan secara proporsional.

Dalam survei tersebut, tim peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai frekuensi penggunaan transportasi daring, pengaruh besaran tarif terhadap preferensi penggunaan transportasi daring, dan sejauh mana sejauh mana aspek layanan, aspek teknis aplikasi, dan keselamatan menjadi perhatian atau pertimbangan para pengguna jasa transportasi daring di Indonesia.

Peneliti Senior Ilmu Politik Universitas Bakrie, Yudha Kurniawan, memaparkan, “Kerja sama strategis dengan inDrive merupakan misi dan komitmen kami, untuk bisa mendorong pengembangan industri transportasi daring di Indonesia agar dapat semakin maju, ” jelasnya. (Rilis)