Jawa Tengah, Nusantarapos.co.id –
Perkembangan teknologi digital yang kian masif menuntut kecakapan masyarakat dalam berdigital.
Melalui program #MakinCakapDigital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (LNGD) Siberkreasi menggelar berbagai sosialisasi baik secara daring (online) maupun luring (offline).
Kali ini, Senin (20/3/2023) mengangkat diskusi online bertema “Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital”.
Tiga narasumber menjadi pemateri dalam diskusi ini yakni translator sekaligus contenct writer dari Kaliopak Digital Yogyakarta, Zulfan Arif, Tim Riset dan Publikasi Seknas Jaringan GUSDURian, Muhammad Pandu, dan Yanti Dwi Astuti, S.sos.I, MA, dosen dan peneliti UIN Suka Yogyakarta yang juga anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELIDI).
Dalam pemaparannya, Zulfan Arif mengatakan, mengutip dari We Are Social Hootsuite (2022) per Februari pengguna internet di Indonesia sebanyak 204,7 juta pengguna. Angka tersebut meningkat 2,1 juta pengguna atau 1% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara, berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 mengungkapkan bahwa dari tiga subindeks Indeks Pembangunan Teknologi dan Komunikasi (IPTIK) Indonesia, yaitu akses dan infrastruktur, intensitas penggunaan, dan keahlian/kecakapan subindeks keahlian yang memiliki skor paling rendah.
“Sebagai pilar dalam indeks informasi dan literasi data, masyarakat Indonesia dipandang perlu memiliki kecakapan dalam mengakses, mencari, menyaring, dan memanfaatkan setiap data dan informasi dari dan ke berbagai platform digital yang dimiliknya,” kata Zulfan Arif.
Kata Zulpan lagi, individu yang cakap bermedia digital adalah mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial.
“Serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” tambahnya.
Kesimpulannya, ucap Zulpan, kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital.
“Diharapkan kita bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital utamanya perangkat lunak sebagai fitur proteksi dari serangan siber,” tuturnya.
“Kecakapan dalam mesin pencarian informasi ditandai dengan kemampuan mengetahui dan memahami cara mengakses macam-macam mesin pencarian informasi yang tersedia. Kita diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama,” sambung Zulpan.
Sedangkan Muhammad Pandu mengatakan, masifnya perkembangan teknologi informasi merubah gaya hidup menjadi serba digital dan menawarkan kemudahan, serta kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas. Sehingga, menciptakan kenyamanan dan rasa percaya dalam melakukan aktivitas keuangan digital yang sebelumnya dianggap berisiko tinggi.
Namun, diingatkannya, tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, serta penipuan dan pencurian akun. Maka dari itu, diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital.
Dia menjelaskan apa yang dimaksud dengan keamanan digital yaitu, sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman.
“Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,” terangnya.
Lanjut Pandu, keamanan digital juga berguna membentengi kita dari tindak pidana penipuan, merekam jejak digital, dan keamanan digital bagi anak.
Pandu memberikan tips aman bermedia digital, yaitu menggunakan password yang kuat dan pastikan mengaktifkan 2FA (Two-Factor Authentication) pada gawai dan media digital/media sosial yang kita miliki.
“Jangan membagikan data pribadi kita kepada siapa pun, termasuk di Indonesia. Selalu waspada terhadap tautan yang tak dikena, jangan membuka file atau tautan yang tidak dikenal yang dikirim melalui email, media sosial atau aplikasi chatting,” saran Pandu.
“Juga, jangan merespon panggilan telepon dan pesan yang meminta data pribadi atau password atau PIN Anda,” tambahnya.
Tips lainnya, kenali dengan seksama dengan siapa kita berkomunikasi di internet, dan berhati-hati saat berbelanja online. “Pastikan penjualnya terpercaya dan belanja di tempat terpercaya,” kata Pandu.
Pandu menyarankan agar menginstal aplikasi dari tempat resmi, seperti AppStore dan Google Play.
Sementara itu, Yanti Dwi Astuti mengatakan, diperlukan etika digital (digital ethics) dalam bermedia digital. Dia menjelaskan, etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita semua manusia, meski berada di dunia digital. Jadi, ikutilah aturan seperti dalam kehidupan nyata. Dan, harus kita sadari, pengguna internet berasal dari berbagai macam neara yang memiliki perbedaan bahasa, budaya, dan ada istiadat,” kata Yanti.
Tapi, lanjut Yanti, media digital dapat mempermudah komunikasi dan pencarian informasi juga dapat memberikan dampak buruk jika kita tidak bijak menggunakannya, seperti menyebarkan hoax, menjadi ajang penipuan, dan pornografi.
Kata dia, yang menjadi kunci dari kecakapan seseorang dalam bermedia digital adalah literasi digital dalam pemanfaatan teknologi.
“Apa itu literasi digital? Literasi digital menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif dan bertanggung jawab,” terangnya.
Khususnya pada dunia pendidikan, kata Yanti, ada beberapa tantangan harus dijawab pada penerapan belajar online, di antaranya kuota atau jaringan internet yang terbatas dan minimnya fasilitas penunjang seperti laptop dan gadget.
“Selain itu, masyarakat belum terbiasa belajar online secara mandiri. Ditambah lagi situasi lingkungan kurang kondusif, dan pelajar memiliki rasa semangat ketika bersama teman-temannya,” ungkap Yanti.
Sebagai informasi, adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.