Jawa Tengah, Nusantarapos.co.id – Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupateb Sragen, Muhammad Farid Wadji mengatakan budaya digital atau digital culture merupakan suatu hal yang membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat yang menggunakan teknologi internet.
Farid Wadji mengatakan itu dalam diskusi virtual bertema “Etika Pelajar di Dunia Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia, Rabu (12/4/2023).
Menurut Farid, nilai-nilai dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika harus menjadi landasan kecakapan dan karakter dalam beraktivitas di ruang digital.
Dia pun membagikan 7 cara cerdas dan bijak menggunakan media sosial (medsos). Pertama, cermat dalam membagikan unggahan, dan kedua jangan mudah menyebarkan informasi tidak akurat maupun isu SARA.
“Manfaatkan sisi positif medsos, tetap jaga etika berbahasa, dan harus bisa menahan emosi. Selain itu, mengikuti orang-orang yang inspiratif dan membangun koneksi,” kata Farid.
Farid menyatakan, jati diri kita dalam ruang budaya digital tidak berbeda dengan budaya nondigital. Justru, digitalisasi budaya memungkinkan kita mendokumentasikan kekayaan budaya nasional, dan membuka ruang untuk mewujudkan kreativitas.
Adapun manfaat dunia digital bagi anak-anak adalah memudahkan berkomunikasi, memudahkan penyebaran informasi, dan memudahkan proses pembelajaran, hingga menstimulasi otak untuk menumbuhkan kreativitas.
“Sedangkan sisi negatifnya teknologi digital bagi anak yaitu anak-anak yang menggunakan teknologi secara berlebihan cenderung memiliki masalah kesehatan mental, kekurangan fokus, kurang kreativitas, keterlambatan dalam belajar bahasa, dan beberapa masalah sosial lainnya,” ungkapnya.
Pembicara lainnya, Ibnu Novel Hafidz, S.Sos., MM, mengatakan fungsi media sosial di antaranya adalah untuk bersosialisasi, berekspresi, berbisnis, dan berbagi.
Ibnu kemudian membeberkan karakter budaya media sosial yaitu tidak ada ruang privat, setiap orang bisa menjadi orang lain, ada jejak digital, dan rawan terjadi kesalahpahaman.
Karena itu, dia menyarankan agar membuat konten-konten yang kreatif, bijak dan bermanfaat, dan mem-follow teman dekat dan bisa dipercaya.
“Berhati-hati menyebarkan berita, periksa dulu sumbernya, berhenti membandingkan diri dengan orang lain, dan batasi penggunaan media sosial,” kata Ibnu.
Lalu, bagaimana sih cara untuk beretika di internet? Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Gilang Jiwana Adikara mengatakan, bagi siswa agar melatih empati, mencari lingkungan yang sportif, dan menjadi teman yang baik.
Sedangkan bagi guru dan para orang tua mengamati gejala pelaku dan korban perundungan di dunia maya (cyberbullying), dan berusaha menciptakan lingkungan yang sportif bagi korban.
“Guru dan orang tua juga harus membuka diri sebagai teman dan mendampingi anak-anaknya saat berinternet,” ujarnya.
Pertanyaan berikutnya, apa yang harus dilakukan jika menemui perilaku kurang beretika di media sosial? Gilang menyarankan para siswa untuk mengabaikannya dan memblokir kontak pelaku. Jika berlanjut, disarankan mencari bantuan, bercerita kepada guru atau orang tua, dan laporkan ke platform media sosial.
Gilang menyarankan agar para guru dan orang tua untuk tidak menjustifikasi anak. “Dengarkan anak bercerita, karena mereka butuh didengar, bukan diceramahi. Tawarkan solusi, dan laporkan ke pihak berwajib jika perilaku pelaku sudah melewati batas,” katanya.
“Data 2023, sebanyak 60% pelajar merasa pernah mengalami cyberbullying,” tambah Gilang.
Sebagai informasi, berdasarkan survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori ‘Sedang’ dengan angka 3.54 dari 5,00.
Dan, perlu diketahui, Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia menggelar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), salah satu programnya adalah #MakinCakapDigital.
Informasi mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.