Disparbud Trenggalek Dorong Digitalisasi Pemasaran Sektor Wisata

TRENGGALEK, Nusantarapos.co.id – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek Jawa Timur lakukan terobosan inovasi transformasi digital pada sistem pengembangan promosi pariwisata, hal itu digarap mengingat perkembangan dan percepatan penggunaan teknologi saat ini sangat pesat.

Peran teknologi dalam semua sektor terutama promosi wisata menjadi semakin penting karena semua diberikan kemudahan mengakses informasi. Begitu pula dalam optimalisasi jalannya proses target sasaran dan juga output lainnya.

Bambang Supriyadi selaku Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disparbud Kabupaten Trenggalek menyampaikan bahwa hari pihaknya menggelar matching fund 2023 dalam rangka pendampingan penerapan serta praktek transfer teknologi pada pengguna sisten informasi nakula sadewa.

“Secara historis, dasar dari pelaksanaan dan kemitraan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam proyeksi pada sektor wisata,” kata Bambang usai memberikan pemaparan, Jum’at (1/12/2023).

Disampaikan pula oleh Bambang, kebutuhan yang dimaksud terutama dalam sektor pengembangan pemasaran pariwisata dengan menggunakan memanfaatkan penggunaan digitalisasi.

Bahkan semua telah tahu dan belajar bahwa digitalisasi menjadi kebutuhan, apalagi manfaat itu telah di rasakan dan di dorong adanya wabah pandemi covid-19. Maka demikian semua sektor terutama wisata harus membuat terobosan dalam mengikuti perkembangan zaman.

“Pikiran kami pengembanhanpromosi produk pariwisata harus di masukkan dalam digitalisasi, terutama program 100 desa wisata,” harap Bambang kedepannya.

Sedangkan langkah ini diterangkan Bambang diawali dari program 100 desa wisata yang mencoba membuat proposal dan di masukkan dalam matching fund, alhasil di sambut baik oleh fakultas yang memiliki prodi bidang digitalisasi bisnis marketing.

Perlu diketahui bahwa program kegiatan ini menjadi yang pertama kali pada dinas pariwisata. Tentu dengan telah dimasukkan target dan sasaran untuk jangka panjangnya.

“Target sasaran kita ingin mempermudah akses pasar terhadap informasi pariwisata yang ada di Trenggalek dan kita ingin memperluas jangkauan,” ungkapnya.

Diimbuhkan Bambang, dalam hal target pasar akan di lakukan secara nasional dan internasional jika sistem digital ini sudah diterapkan. Sedangkan untuk tahun 2024 sendiri masih dalam rangka mendorong aplikasi ini.

Paling tidak menjadi prevensi dari user sebagai informasi pariwisata. Dengan fungsi agar dapat melihat strategi promosi dan output yang bisa di jadikan bahan evaluasi selanjutnya.

Sementara itu, Salnan Ratih selaku Ketua pelaksana matching fund Universitas Brawijaya menjabarkan bahwa pengembangan nanti akan ada dua produk yakni roketbox dan aplikasi nakula sadewa.

Sedangkan progresnya, ini lebih pada sistem informasi nakula sadewa dengan tujuan untuk pengembangan informasi destinasi wisata yang ada di Trenggalek.

Tujuannya akan ada kegiatan promosi dalam sistem aplikasi tersebut, dan akan di masukkan dalam dua roket box yang telah di tempatkan di dua tempat yakni di hotel jaas.

“Ini akan di jadikan ikon dengan target pengembangan 100 desa wisata,” tuturnya.

Ratih sapaan akrabnya juga menyampaikan bahwa progres saat ini masih dalam proses instalasi, maka saat ini masih dalam pendampingan informasi yang akan dimasukkan dalam pengembangan promosi.

Sambil jalan nanti akan update konten dan akan di bantu lebih dalam penggunaan aplikasi. Karena berjalannya program ini adalah pemberian hibah dari Kemendikbud. Dimana harus di masukkan kedalam kemitraan.

“Akhirnya program ini masuk kedalam mitra disparbud dan harus link and match dengan keahliannya, dana ini diberikan kepada perguruan tinggi yang memiliki program tertentu,” tutup Ratih. (ADV)