Tingkatkan Bisnis UMKM, Perbanas Institute Latih Djack Auto Car Untuk Lebih Profesional dan Mandiri

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Hibah Kemendiktisaintek 2025 dari Perbanas Institute sedang memberikan pelatihan kepada Djack Auto Car.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Bayangkan, lebih dari 60% kekayaan negara kita (PDB) berasal dari UMKM, dan sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor ini. UMKM bukan hanya sekadar bisnis kecil, mereka adalah penggerak ekonomi lokal, pencipta lapangan kerja, dan sumber inovasi yang luar biasa.

Namun, di balik peran penting ini, banyak UMKM sering menghadapi tantangan besar, terutama dalam mengelola keuangan dan menagih uang dari pelanggan.Salah satu contohnya adalah Djack Auto Car, sebuah bengkel mobil kecil yang bersemangat.

Seperti banyak UMKM lainnya, Djack Auto Car kesulitan dalam mencatat tagihan pelanggan (piutang) dan membuat laporan keuangan yang rapi. Pencatatan masih manual, data sering tercecer, dan sulit untuk melihat gambaran utuh kondisi keuangan usaha. Akibatnya, pemilik usaha kesulitan membuat keputusan penting, bahkan untuk mengembangkan bisnisnya atau mendapatkan pinjaman dari bank.

“Melihat kondisi ini, sebuah Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Hibah Kemendiktisaintek 2025 dari Perbanas Institute hadir untuk membantu Djack Auto Car. Tujuannya sederhana, membekali Djack Auto Car dengan alat dan pengetahuan untuk mengelola keuangan dan tagihan pelanggan secara lebih baik, terstruktur, dan berbasis digital,” demikian dikatakan Ketua Tim PKM Dr. Stepani Sisca Wulandari melalui keterangan tertulisnya, Selasa (28/10/2025).

Harapannya, tambah Sisca, Djack Auto Car tidak hanya menjadi lebih efisien, tetapi juga memiliki data yang kuat untuk tumbuh lebih besar dan lebih profesional. Bagaimana Tim PKM Perbanas Institute Membantu Djack Auto Car?

“Tiga langkah menuju kemandirian finansial program bantuan untuk Djack Auto Car dilakukan melalui tiga tahapan utama yang pertama adalah memberikan pelatihan dan edukasi. Sebagai langkah pertama “mengisi ulang” pengetahuan pemilik dan karyawan Djack Auto Car,” katanya.

Foto lokasi Djack Auto Car.

Awalnya, lanjut Sisca, kami melakukan tes kecil (pre-test) untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman mereka tentang cara menagih pelanggan secara baik (kami sebut “Soft Collection“) dan dasar-dasar keuangan serta pajak.

“Hasilnya menunjukkan bahwa pemahaman mereka masih perlu ditingkatkan, dengan rata-rata nilai sekitar 57 untuk Soft Collection dan 60 untuk keuangan dasar. Ini menjadi modal penting bagi kami untuk merancang pelatihan yang tepat sasaran,” jelasnya.

“Dalam pelatihan, kami mengajarkan pentingnya mencatat setiap transaksi, terutama tagihan pelanggan. Kami juga memperkenalkan konsep “Soft Collection,” yaitu cara menagih pelanggan dengan sopan, persuasif, namun tetap efektif. Modul pelatihan yang kami berikan tidak hanya berisi teori, tetapi juga contoh-contoh dokumen praktis seperti surat penagihan, contoh kontrak, dan panduan langkah demi langkah,” sambung Taufiq Akbar, S.E., M.Acc, Ak., CA.

Taufik Akbar menjelaskan kedua kami memberikan pendampingan implementasi sistem “Menerapkan Ilmu dalam Praktik Sehari-hari”. Setelah pelatihan, ilmu yang didapat harus langsung dipraktikkan. Di tahap ini, Tim PKM mendampingi Djack Auto Car secara langsung untuk memastikan sistem baru berjalan optimal.

“Tim PKM membantu Djack Auto Car menggunakan “template monitoring piutang” digital. Template ini berisi informasi lengkap tentang siapa pelanggan, berapa yang harus dibayar, kapan jatuh tempo, dan status pembayarannya. Dengan ini, pencatatan tagihan menjadi lebih tertib dan terpusat,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Taufik, tim PKM memperkenalkan “dashboard piutang” dan “dashboard keuangan.” Bayangkan ini seperti layar monitor yang menampilkan semua data penting secara visual dan mudah dipahami. Dashboard piutang dilengkapi fitur “early warning system” yang otomatis memberi notifikasi 14 hari dan 7 hari sebelum tanggal jatuh tempo.

“Ini sangat membantu Djack Auto Car untuk menagih secara proaktif. Contohnya, di bulan pertama, mereka berhasil menagih beberapa tagihan yang biasanya terlambat berkat notifikasi ini,” ungkapnya.

Foto bersama Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Hibah Kemendiktisaintek 2025 dari Perbanas Institute bersama Djack Auto Car.

Menutup dari kegiatan tersebut, Edy Sukarno, Dr. Drs. Ak. MM. CA. CRBC., menyatakan untuk tahapan ketiga kami berikan pelatihan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan untuk mengukur kemajuan dan merencanakan masa depan. Tahap terakhir adalah melihat sejauh mana Djack Auto Car telah berkembang.

“Tim PKM melakukan tes ulang (post-test) dan membandingkannya dengan hasil pre-test. Hasilnya sangat menggembirakan! Nilai rata-rata untuk materi Soft Collection melonjak dari 57,1 menjadi 82,1 (naik 25 poin!),” tuturnya.

Sementara itu, tambah Edy, untuk materi keuangan dan perpajakan dasar, nilainya naik dari 60 menjadi 83,2 (naik 23 poin!). Ini menunjukkan bahwa pemilik dan karyawan Djack Auto Car kini memiliki pemahaman yang jauh lebih baik, tidak hanya secara teori tetapi juga siap untuk praktik.

“Kami juga mengamati langsung. Dulu, pencatatan tagihan sering tidak lengkap dan tersebar. Sekarang, mereka konsisten menggunakan template digital, frekuensi pembaruan data meningkat, dan jumlah tagihan yang terlambat jatuh tempo berkurang. Pemilik Djack Auto Car juga mulai menggunakan laporan keuangan untuk membuat keputusan, misalnya menentukan kapan harus membeli suku cadang berdasarkan kondisi arus kas,” pungkasnya.

Dari hasil pelatihan tersebut, Djack Auto Car menjadi lebih profesional dan mandiri.  Program pengabdian masyarakat ini telah membawa perubahan positif yang nyata bagi Djack Auto Car. Dari yang awalnya kesulitan dalam pengelolaan keuangan dan tagihan, kini mereka memiliki sistem yang lebih terstruktur, digital, dan mudah dipahami.

Secara keseluruhan, Djack Auto Car kini lebih profesional, tertib, dan siap untuk tumbuh secara berkelanjutan. Kisah Djack Auto Car adalah bukti bahwa dengan pendampingan yang tepat, UMKM kita bisa naik kelas, menjadi lebih kuat, dan berkontribusi lebih besar bagi kemajuan ekonomi Indonesia.