Etika Berjejaring: Awas, Jarimu Harimaumu!

Jawa Tengah, Nusantarapos.co.id – Budaya bermedia digital merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, pentingnya pengetahuan dasar nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Zulfan Arif, translator/content writer dari Kaliopak Digital Yogyakarta mengatakan pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika akan mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.
Maka, sangat relevan jika nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dijadikan landasan kecakapan dan panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital.

Kata Zulfan, tak bisa dipungkiri bahwa dunia digital saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, menjadi pintar dalam beradaptasi dan berinteraksi dengan dunia digital menjadi hal yang sangat penting. Dia pun memberikan tips hidup pintar di dunia digital.

“Pertama, optimalisasi teknologi dengan baik. Pelajari teknologi yang digunakan pada perangkat digital yang sering digunakan seperti smartphone, laptop, dan tablet. Ketahui fitur-fitur yang ada dan cara penggunaannya untuk mengoptimalkan penggunaan perangkat. Selain itu, pastikan software dan aplikasi pada perangkat digital selalu diperbarui agar selalu mendapatkan fitur terbaru dan terhindar dari kelemahan keamanan. Dan, jaga keamanan data dan privasi,” kata Zulfan Arif di acara diskusi virtual dengan tema “Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu”, Kamis (13/4/2023).

Menyinggung soal hak bermedia digital, dia tak menyangkal bahwa hak asasi manusia menjamin tiap warga negara dapat mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Namun, diingatkannya, selain ada hak, kita juga dibebani dengan tanggung jawab.
“Selain memiliki hak, kita juga dibebani tanggung jawab yaitu menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, dan menjaga keamanan nasional, ketertiban masyarakat, atau kesehatan dan moral publik,” jelasnya.

Meski begitu, Zulfan Arif menyarankan agar masyarakat tetap harus menerapkan sikap kritis. Kata dia, kita harus selalu mengevaluasi informasi yang diterima dari internet atau media sosial, dan tidak ikut-ikutan menyebarkan berita palsu (hoax).
“Selalu verifikasi sumber informasi sebelum membagikannya,” tuturnya.

Dia juga menyarankan agar tidak terlalu bergantung pada teknologi, meskipun teknologi memudahkan hidup kita. Katanya, terlalu bergantung pada teknologi bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.

“Jangan lupa untuk beristirahat dari perangkat digital dan melakukan kegiatan fisik yang menyehatkan,” imbuh Zulfan.

Tips lainnya, bersikap bijak dan tidak terburu-buru. Dalam hal ini, kata Zulfan, hindari perilaku negatif seperti mem-bully atau menghujat orang lain di media sosial (medsos). “Selalu gunakan medsos untuk kepentingan positif dan produktif,” katanya.

Dan, hindari mengambil keputusan penting dengan terburu-buru dalam dunia digital. berikan waktu untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi setiap opsi dan memastikan keputusan yang diambil adalah yang terbaik.

“Jarimu harimaumu. Harga diri seseorang ditentukan oleh ucapan. Kehormatan seseorang ditampilkan melalui penampilan/persona,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Tengah, Dr. Sunarso, M.Pd mengatakan dalam ruang digital kita akan berinteraksi, dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural. Interaksi antar budaya dapat menciptakan standar baru tentang etika. Maka, segala aktivitas digital di ruang digital dan menggunakan media digital memerlukan etika digital
Sunarso menyampaikan, dalam bermedia digital ada etika yang harus diperhatikan oleh para penggunanya. Adapun ruang lingkup etika bermedia digital yaitu kesadaran, integritas, bertanggung jawab, dan kebajikan.

“Kesadaran artinya melakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan. Integritas, bersikap jujur menghindari plagiasi, manipulasi, dan sebagainya,” jelas Sunarso.

“Sedangkan tanggung jawab, kemauan menanggung konsekuensi dari perilakunya. Dan, kebajikan adalah hal-hal yang bernilai kemanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan,” sambungnya.

Kata Sunarso melanjutkan, kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya.
Pembicara lainnya, Dr. Bambang Kusbandrijo, Dosen Universitas 17 Agustus (UNTAG) Surabaya mengatakan saat ini dunia berada dalam genggaman tangan kita. Berbagai aktivitas yang sebelumnya dilakukan secara konvensional (offline), bisa dilakukan secara daring, seperti belajar mengajar, berinteraksi, bermain, hingga berbelanja.

Dia menyebut, saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta atau 73,7 persen dari total populasi sebesar 277,7 juta jiwa pada Pebruari 2022.
Lanjutnya, menurut laporan APJII dan We Are Social pada tahun 2021, bahwa rata-rata setiap pengguna mengakses internet selama 8 jam 36 menit dalam sehari.
Bambang mengatakan, ada berbagai macam tantangan di ruang digital, di antaranya beragamnya latar belakang, kepentingan, serta membanjirnya informasi (information flood) sehingga menghadirkan sejumlah dampak sosial.

“Problem masyarakat bukan pada bagaimana mendapatkan berita, melainkan kurangnya kemampuan mencerna informasi yang benar. Medsos menjadi medium penting penyebaran hoax,” ujar Bambang.

Dia mewanti-wanti, rekam jejak digital yang tidak bisa hilang bisa jadi harus dipertanggungjawabkan. Jadi, jangan sampai unggahan lama menjadi masalah di kemudian hari,” ucapnya.
Sebagai informasi, berdasarkan survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori ‘Sedang’ dengan angka 3.54 dari 5,00.

Dan, perlu diketahui, Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia menggelar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), salah satu programnya adalah #MakinCakapDigital.
Informasi mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.