Tips Bijak Bersosmed Tanpa Cyberbullying

Jawa Tengah, Nusantarapos.co.id –
Etika kontemporer adalah etika elektronik dan online menyangkut tata cara, kebiasaan, dan budaya yang berkembang karena teknologi yang memungkinkan pertemuan sosial budaya secara lebih luas dan global.

Ruang lingkup etika menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, berpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.
Yusuf Mars Founder sekaligus Pemimpin Redaksi Padasuka TV menjelaskan yang dimaksud dengan kesadaran yaitu melakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan.

“Media digital yang cenderung instan seringkali membuat penggunanya melakukan sesuatu dengannya ‘tanpa sadar’ sepenuhnya. Tindakan ‘otomatis’ begitu memegang gawai. Contohnya, begitu bangun tidur langsung buka gawai. Begitu mendapatkan pesan, langsung berbagi (share) tanpa menyaring terlebih dulu,” kata Yusuf Mars di acara diskusi virual bertajuk “Bijak Bersosmed Tanpa Cyberbullying”, Selasa (8/5/2023).

Sedangkan integritas, lanjut Yusuf, yaitu kejujuran. Media digital yang sangat berpotensi manipulatif, mudah, dan menyediakan konten yang sangat besar menggoda penggunanya untuk bertindak tidak jujur.

“Pelanggaran hak cipta, misalnya plagiasi dan manipulasi adalah contoh isu integritas,” tuturnya.
Dan, bertanggung jawab berkaitan terhadap dampak atau akibat yang ditimbulkan dari suatu tindakan.
Artinya, kemauan menanggung konsekuensi dari perilakunya. Sementara kebajikan menyangkut hal-hal yang bernilai kemanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan.
Kata Yusuf, arus informasi yang datang dapat mempengaruhi pola pikir dalam diri seseorang, dan menjadi tantangan bagi masyarakat pada masa kini dengan kemampuannya untuk mencerna informasi yang masuk dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Hoax menjadi sangat berbahaya di era digital.

Dia pun mengajak kepada masyarakat untuk bersama-sama mengampanyekan anticyberbullying. Dia menjelaskan, cyberbullying merupakan perilaku berulang-ulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan orang yang menjadi sasaran.

“Contohnya menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan tentang seseorang di media sosial,” ujarnya.
Selain itu, Yusuf menyarankan melakukan digital safety yaitu kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Dia menyebutkan beberapa cyberbullying yakni peretasan, hacking, carding, dan phising reputasi online bisa terancam. “Apalagi jika Anda menggunakan aktivitas online untuk berbisnis. Jika menjadi korban, bisa jadi bisnis online Anda akan kehilangan kepercayaan pelanggan. Contohnya, toko online Anda terkena hacking. Pengunjung akan merasa tidak aman untuk mengunjungi situs Anda, sehingga bisa jadi ia memutuskan untuk tidak lagi berbelanja dari toko Anda,” tuturnya.
“Kerugian lainnya yaitu kehilangan data penting, kerusakan software dan sistem komputer, bahkan sampai kehilangan sejumlah uang,” tambah Yusuf.

Yusuf kemudian memberikan tips cara mencegah menjadi korban cyber crime yakni dengan menjaga email. Katanya, email menjadi salah satu sasaran dari kejahatan berbasis teknologi, oleh karena itu keamanannya harus benar-benar dijaga.

Cara lainnya, menjaga keamanan media sosial, dengan membatasi informasi pribadi yang dipublikasikan di media sosial.

“Laporkan aktivitas mencurigakan atau spam ke situs media sosial yang digunakan. Spam dapat muncuk dalam bentuk posting, pesan, email, atau permintaan pertemanan,” jelasnya.

Yusuf juga menyarankan agar mengganti sandi (password) secara berkala.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Provinsi Jawa Tengah, Dwi Yulianti mengatakan etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquet) dalam kehidupan sehari-hari.

“Semestinya penggunaan media digital diarahkan pada suatu niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama dan meningkatkan kualitas kemanusiaan. Maka dari itu diperlukan aspek seperti kesadaran, tanggung jawab, kejujuran dan nilai kebijakan,” ujarnya.

Dia menekankan, kita semua adalah manusia, bahkan di saat berada di dunia digital, maka harus mengikuti aturan seperti layaknya kehidupan nyata.

“Pengguna internet berasal dari bermacam negara yang memiliki perbedaan bahasa, budaya dan adat istiadat. Pengguna internet merupakan orang yang hidup dalam anonymouse, yang mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi,” ucap Yulianti.

Dia mengingatkan, berbagai macam fasilitas di internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis dan tidak etis.

Adapun beberapa yang harus dihindari ketika bermedia digital di antaranya menghindari pembahasan sensitif seperti isu SARA dan menghindari penggunaan kalimat porno.

“Gunakan media sosial untuk berbagi foto dan video yang inspiratif, untuk berbagi informasi mendidik dan menghibur, dan menggunakan media sosial untuk sesuatu hal yang bermanfaat,” imbuhnya.

Pembicara lainnya, Anang Dwi Santoso, dosen Universitas Sriwijaya mengatakan saat ini banyak industri sektor telah mengalami transformasi digital, yang membuat keterampilan digital menjadi kunci dalam memahami dan menavigasi perubahan tersebut. Karena itu mencari karyawan yang memahami teknologi dan dapat menggunakannya secara efisien.

“Menggunakan teknologi dengan benar dan efisien dapat meningkatkan produktivitas individu dan perusahaan. Keterampilan digital memungkinkan kita untuk mengelola waktu dan sumber daya dengan lebih baik, serta meningkatkan komunikasi dan kolaborasi,” ujarnya.

Anang berpendapat, keterampilan digital juga membuat seseorang lebih menarik di mata pemberi kerja dan membuka peluang karir baru. “Memiliki keterampilan digital yang diperlukan akan membedakan Anda dari pesaing dan meningkatkan peluang Anda untuk sukses dalam dunia kerja yang semakin teknologi-savvy,” imbuhnya.

Sedangkan bagi para pelaku wirausaha, keterampilan digital akan membuat lebih siap untuk merintis baru atau mengembangkan ide-ide inovatif. Teknologi dapat menciptakan produk atau layanan yang dapat memecahkan masalah.
Meski begitu, dia menyatakan sepakat keamanan siber adalah hal yang penting diterapkan karena kita akan menghabiskan banyak waktu online.

“Memiliki keterampilan digital yang baik dapat membantu Anda melindungi diri dari serangan siber dan menjaga informasi Anda agar tetap aman,” jelasnya.

Menurut dia, individu yang cakap bermedia digital mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital dengan benar.

Sebagai informasi, berdasarkan survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori ‘Sedang’ dengan angka 3.54 dari 5,00.

Dan, perlu diketahui, Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia menggelar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), salah satu programnya adalah #MakinCakapDigital.
Informasi mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.