Efek PPKM Terus Berlanjut, Pedagang Soto Lamongan Alami Dampak Memprihatinkan

Pedagang soto Lamongan di sekitar Jakarta yang mengalami dampak dengan diterapkan PPKM.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Pro dan kontra pun bermunculan terkait diperpanjangnya masa penerapan PPKM Darurat ke level 4 yang berdampak terhadap sepinya usaha kaliber bagi para perantauan asal Lamongan di Jabodetabek. Salah satunya dari Ketua Koperasi Pecel Lele Bambang Suryo Darmo melalui keterangan persnya, Sabtu (31/7/2011), mengatakan,” keputusan tersebut merupakan kebijakan preogratif pemerintah. Meski begitu dirinya meyakini, kebijakan tersebut pasti diambil setelah pemerintah melihat situasi perkembangan terkini kasus Covid-19 dan masukan berbagai ahli.

“Tugas negara dan pemerintah berdasarkan konstitusi adalah melindungi rakyat di antaranya dari bahaya pandemi dan mensejahterakan mereka. Oleh karena itu kalau menurut penilaian pemerintah masalah penularan virus Covid-19 masih belum terkendali maka untuk kebaikan rakyat menurut pemerintah PPKM Darurat yang berlanjut ke level 4, kami cuma bisa berdoa dan sabar agar 20 ribu para perantauan senantiasa sehat selalu, walaupun sebagian dari mereka sangat terkena dampak, usaha sepi, hutang menumpuk dan warung banyak yang tutup sebagian pulang kampung” kata Bambang Suryo Darmo.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Paguyuban Arek Lamongan Matlai mengatakan komunitas kami ada sekitar 420 KK tergabung dalam paguyuban ARELA dan Koperasi Arela Damai Bersatu dan sebagian di tangerang juga berdampak dari pemberlakuan Level 4. Kami faham kesehatan adalah yang utama namun kebutuhan untuk hidup juga pemerintah wajib memikirkan.

“Kami mohon Bupati Lamongan bisa berkomunikasi dengan baik dengan warga perantauan,solusi apa yang baik untuk diterapkan bagi perantau asal Lamongan karena mereka adalah aset bangsa untuk kampung halaman tercinta yakni Kabupaten Lamongan,” ungkapnya.