DAERAH  

Survei United Nation Women, Pandemi Covid-19 Memperparah Ekonomi Perempuan

SURABAYA,NUSANTARAPOS,-Pandemi COVID-19 ternyata memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia dan di seluruh dunia. Sejak ditetapkan status kondisi darurat bencana  COVID-19, pada tanggal 28 Januari 2020 dan status pandemi oleh WHO pada bulan Maret 2020, masyarakat telah merasakan dampak yang signifikan yaitu perubahan seluruh norma sosial dan keberlangsungan kehidupan masyarakat. Perubahan norma kehidupan ini terutama berdampak pada upaya pemenuhan sumber ekonomi atau sumber penghidupan masyarakat. Dampak perubahan yang ditimbulkan tidak pandang bulu menimpa seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai profesi dan status sosial ekonomi. Namun ada segmen masyarakat yang paling rentan yang sangat perlu perhatian tidak hanya pemerintah tapi dari berbagai elemen bangsa.

 

Hasil survei dari United Nation Women, menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 telah memperarah kerentanan ekonomi perempuan dan ketidaksetaraan gender, serta dapat mengancam upaya pencapaian pembangunan berkelanjutan. Khususnya di Indonesia, sejak diberlakukannya kebijakan karantina dengan tujuan untuk memutus rantai penularan virus COVID-19, mengakibatkan banyaknya kelompok baik laki-laki maupun perempuan untuk diam di rumah, sehingga tidak dapat memenuhi norma gender sebagai pencari nafkah.

 

Apalagi pemerintah  mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diperpanjang sampai dengan tanggal 22 Maret 2021, dan kebijakan PPKM Darurat yang terus diperpanjang menjadi PPKM Level 4 yang masih berlangsung hingga saat ini  menyebabkan kondisi ekonomi sebagian segmen masyarakat semakin terpuruk.

 

Menjawab permasalahan sosial ekonomi akibat Covid-19 tersebut, pemerintah telah mengeluarkan berbagai program stimulus untuk membangkitkan roda perekonomian khususnya di sektor riil yang langsung menyentuh masyarakat menengah ke bawah. Salah satunya adalah program yang berfokus pada perempuan atau ibu rumah tangga melalui pemberian bantuan modal untuk UMKM dimana perempuan dinilai memiliki potensi besar untuk menggerakan UMKM khususnya untuk pemulihan dan pertahanan ekonomi keluarga.

 

Peran sentral perempuan dan ibu rumah tangga di era pandemi ini ternyata sangat menarik untuk dikaji dan didiskusikan dalam seminar yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Gender dan inklusi Sosial Universitas Wijaya Putra, Sabtu (14/8/21) yang diikuti oleh akademisi dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di Indonesia.

Menurut penjelasan Dr. Budi Endarto, SH.,M.Hum Rektor Universitas Wijaya Putra dalam sambutannya mengatakan, dalam Seminar Nasional yang digelar secara daring ini mengupas bagaimana dinamika perjuangan perempuan dengan fungsi domestik yang harus dilakoninya kemudian ditambah lagi dengan peran publik sebagai pencari nafkah dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya untuk kemudian menjadi suatu role model pemberdayaan perekonomian keluarga melalui peran perempuan tanpa harus mengorbankan “harmonisasi relasi gender” yang sudah mapan.

 

Sementara itu, Prof. DR. Emy Susanti, MA ketua ASWGI dan PS GIS Unair  yang saat itu sebagai narasumber acara menekankan perlunya pengarus utamaan gender di tengah pandemi covid 19 ini guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksana, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 

Hadir sebagai Keynote Speaker hadir Eri Cahyadi, ST.,MT Walikota Surabaya dan narasumber Prof. Dr. Emy Susanti, MA. Selaku  Ketua Umum Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Indonesia (ASWGI) sekaligus sebagai Ketua PS GIS Universitas Airlangga, dr. Maksum Ali Atmo, M.Biomed. Ketua DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia dan  Dr. Sri Juni Woro Astuti, M.Com selaku Ketua Pusat Studi Gender dan Inklusi Sosial (PS GESI) Universitas Wijaya Putra. (Agus)