PGI Kota Jayapura Berharap Ketum Terpilih Bisa Kembangkan Atlet Golf di Papua

Ketua PGI Kota Jayapura Yuliyanto (kanan) bersama Sekretaris PGI Kota Jayapura Puspo Dwi Adi Cahyono (kiri) disela menghadiri Munas PGI di Hotel Intercontinental Pondok Indah.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID –  Di sela kesibukannya yang begitu padat, Yuliyanto advokat nyentrik yang juga Ketua Persatuan Golf Indonesia (PGI) Kota Jayapura itu menyempatkan hadir di Musyawarah Nasional (Munas) Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PB PGI) di Intercontinental Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (20/2/2023).

Meskipun PGI Kota Jayapura tidak memiliki suara di dalam munas itu, karena pelantikannya baru dilakukan Januari 2023 belum Genap 1 tahun, namun Yuliyanto sangat antusias mengikuti acara tersebut. Bahkan antusiasme itu bukan hanya ditunjukkan oleh Yuliyanto, tapi juga Puspo Dwi Adu Cahyono selaku Sekretaris PGI Kota Jayapura.

Ditemuni disela kegiatan, Yuliyanto mengatakan kami memiliki harapan besar kepada siapapun yang menjadi ketua umum nantinya, semoga dia bisa melahirkan bibit-bibit junior golfers khususnya yang ada di Papua. Meskipun pecinta golf di Papua saat ini masih minim tidak seperti di Jakarta, namun itu kami anggap sebagai sebuah challenge (tantangan) jika seorang ketua umum nantinya bisa memunculkan bibit atlet berprestasi di Papua.

“Jika seorang ketua umum baru bisa melakukan itu, maka itu adalah sebuah prestasi bagi dia. Karena bisa melahirkan atlet golf yang minum dengan komunitas golfers,” katanya.

Lanjut Yuliyanto, artinya dengan dia melihat Papua maka bisa melihat Indonesia secara utuh. Karena Indonesia bukan hanya di pulau Jawa, Sumatera atau Kalimantan dimana fasilitas golf di sana boleh dibilang lengkap, sementara di Papua masih sangat kurang.

“Secara mendasar kita kekurangan atlet golf, kalau kita mencari yang sudah ada saat ini prestasinya sudah terukur sejauh mana. Yang baru itu harus ditumbuhkan dari yang junior, dengan meningkatkan kompetisi junior karena itu yang menurut saya sangat penting,” ucapnya.

Bahkan, tambah Yuliyanto, kalau dirasa perlu para juara itu di sekolahkan di negara yang mempunyai fasilitas lengkap untuk melahirkan atlet profesional. Hal itu harus dilakukan sejak usia dini, karena saya punya pemahaman kalau yang tua-tua sudah tidak mampu dan tidak produktif tidak usah dipaksakan.

“Karena yang ada saat ini saya melihat kalau atlet itu dikondisikan, dari seperti itu kan lebih bagus kita menciptakan atlet yang baru dimulai dari para junior. Saat ini baru ada 5 atlet yang kita bina, ke depan kita akan membuat program,” tuturnya.

Yuliyanto menjelaskan salah satu program yang sudah saya lakukan adalah dengan membuat turnamen “Torang Cinta Papua” di beberapa daerah seperti Jayapura, Bali, Surabaya dan ke depan akan dilakukan di Bogor. Selain itu ke depannya saya akan mengadakan turnamen junior dan caddy dimana melalui turnamen itu saya mencari bibit-bibit junior.

“Kalau turnamen itu lebih kepada bagaimana memperkenalkan bahwa Papua itu bermain golf, makanya hastagnya itu saya bilang Papua bergolf. Jadi itulah yang kami bawa dari PGI Jayapura untuk berpartisipasi di kancah nasional,” tutupnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris PGI Kota Jayapura Puspo Dwi Adu Cahyono menyatakan apa yang dikatakan oleh ketua sudah mencakup semuanya mengenai harapan kita ke depan agar Papua lebih diperhatikan lagi karena fasilitas golf di sana masih kurang.

“Sehingga harapan kita ketua umum ke depan bisa menambah fasilitas lapangan ataupun atlet-atlet bisa lebih dikembangkan lagi di Papua,” ujarnya.

Tentunya, sambung Puspo, ke depannya kita akan memfasilitasi atlet-atlet yang membutuhkan terkait dengan hobi atau talenta yang dimiliki. Hal ini akan dilakukan oleh PGI Kota Jayapura untuk membuat program-program kerja seperti pembinaan kepada atlet.

“Kita akan lebih serius untuk membina atlet itu sejak usia dini. Namun saat ini karena adanya keterbatasan dari atlet tersebut sehingga kita akan mensosialisasikan golf ini kepada masyarakat,” ungkap Notaris Jayapura itu.