DAERAH  

Belum Genap Satu Tahun, Penutup Drainase Jembatan GDC Depok Berlobang

Kondisi Penutup Drainase Jembatan GDC Depok Berlobang (Foto: Rizky)

DEPOK, NUSANTARAPOS,-Belum lama ini di akhir tahun 2022, Pemerintah Kota Depok lewat dinas PUPR Depok menggelontorkan anggaran dari APDB murni Kota Depok Rp 1, 6 miliar untuk Renovasi Jembatan Grand Depok City.

Namun yang telah dialami oleh seorang Wanita di Kota Depok dari komunitas goes (pegiat olahraga sepeda) mengalami kecelakaan di jalan raya GDC (Grand Depok City) tepatnya di tepi penghujung jembatan kali Ciliwung GDC pada hari Minggu tgl 4 Juni sekitar pukul 12.00 wib.

Korban “SHN” biasa dijuluki tante ratu itu terjatuh dari sepedanya, mengakibatkan bagian pelipis luka dan mengeluarkan darah segar membasahi sekujur wajah dan hidung.

Korban (tante ratu-red) awalnya, sedang mengikuti sebuah kegiatan pagi hari minggu (4/6), di alun alun GDC Depok yaitu acara “milad ke 11 th Gober Depok”.

Pulang dari acara tersebut dirinya bersepeda melintasi jalan raya GDC, saat melintasi jembatan penghujung jembatan ia tidak menyadari bahwa besi penutup drainase berlobang besar dan licin, membuatnya tergelincir lalu terjatuh.

Meri selaku teman Korban menjelaskan kepada wartawan, Senin (06/06/23) bahwa korban mengalami luka cukup serius. “Kami langsung evakuasi dan melarikanya ke rumah sakit Bunda Aliah, tutur Meri, sembari memperlihatkan bukti bukti wajah korban berlumuran darah hingga mendapatkan 3 jahitan dari petugas medis di RS Bunda Aliah”, ujarnya.

Lebih lanjut Meri, bersama komunitasnya mengatakan bahwa kondisi jembatan dan sarana prasarana seputar jembatan Ciliwung GDC itu sangat berbahaya buat pejalan kaki dan pengguna sepeda.

“Semoga pihak kontraktor dan Pemkot Depok bertanggungjawab dan segera mengevaluasi struktur konstruksi hasil renovasi itu,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan wartawan dilapangan, Selasa (06/06/23) terlihat lobang besar yang terletak di penutup Drainase Jembatan GDC Depok yang diduga Hilang.

Menanggapi hal tersebut Ketua Umum Ikatan Pers Anti Rasuah Obor Panjaitan mengatakan, pengerjaan proyek itu amburadul dan tidak sesuai standar yang seharusnya untuk membangun jembatan GDC Depok namun hanya revitalisasi atau renovasi saja karena belum sampai setahun selesai dikerjakan sudah ada korban dari masyarakat dengan menduga pihak rekanan kontraktor mengerjakannya asal-asalan atau amburadul.

“Padahal anggarannya dari APBD mencapai Rp 1,6 Miliar, namun belum setahun sudah kembali rusak dan memakan korban, disinyalir dikerjakan asal jadi, amburadul, ini perlu diusut oleh Penegak Hukum”, ujarnya.

Obor meminta juga Pejabat Pelaksana Teknis Kegaiatan (PPTK), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Depok, konsultan perencana dan konsultan pelaksana proyek Kontraktor bertanggung jawab atas kejadian yang di alami oleh warga. Mengingat volume pekerjaan hanya poles-poles dan menambah dua buah relief serta lampu sisi kiri dan kanan.

“Pihak dinas terkait supaya tahu kualitas pekerjaan jembatan GDC Depok itu, hingga jangan sampai ada korban lainnya, kalaupun ada korban lainnya berati pihak Dinas terkait membiarkan banyak korban berjatuhan kembali “, ujarnya.

Obor menjelaskan, “bahwa mutu pekerjaan ini sangat rendah, bahkan lampu hias baru beberapa hari usai dipasang sudah mati hidup, bahkan hingga hari ini tidak jelas kondisi lampu itu dan tidak sesuai dengan konten video yang digadang gadang Dinas PUPR”, ujarnya.

Selain itu, sambungan listrik Lampu hias itu terpantau amburadul dan berpotensi terbakar sebab hanya ditempel pake solasi (lakban) hitam digulung gulung kemudian di timpa papan bekas (triplek bekas) menutupi sambungan mirip kerjaan tulang tambal ban itu. (Data dan dokumentasi) terlampir.(Rizky)