TMMD Ke-118 Menghapus Nestapa, Hadirkan Sumber Kehidupan

Warga Desa Sumberpetung Mengantri Air di Sumber Air

MALANG,NUSANTARAPOS, – Jam dinding di rumahnya menunjukkan pukul 02.00 WIB, Samsul (35) bergegas beranjak dari tempat tidurnya. Meski rasa kantuk belum sepenuhnya hilang, tak ada alasan baginya untuk bermalas-malasan. Setelah mengambil air wudu dan melaksanakan salat tahajud, Samsul lantas memikul 2 jerigen air yang digunakannya untuk mengambil air di sumber air yang letaknya berjarak 2 kilometer dari rumahnya.

Sambil menahan rasa kantuk, Samsul perlahan mulai menyusuri jalan setapak dan berharap jadi orang pertama yang tiba. Mengingat sumber air itu merupakan satu-satunya di tempat tinggalnya dan menjadi sumber kehidupan bagi warga di sana.

“Rumah saya paling jauh, kalau saya kesiangan sedikit dan mengantri dengan warga lainnya, kasihan nanti anak-anak bisa terlambat ke sekolah, karena mereka perlu air untuk mandi,” kata Samsul warga Dusun Banduarjo, Desa Sumberpetung beberapa waktu lalu.

“Sebenarnya ada yang jual air bersih, satu jerigen air isi 50 liter seharga Rp 5 ribu. Tapi kalau saya beli itu, takut keluarga saya jadi susah makan dan anak-anak tidak bisa sekolah. Sekarang aja hidup kami pas-pasan, bisa makan dan bayar sekolah anak saja sudah bersyukur,” tambah pria yang berprofesi sebagai buruh serabutan.

Apa yang dialami Samsul juga dirasakan puluhan warga lain di Desa Sumberpetung, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang. Desa yang berpenduduk 8.161 jiwa itu kondisinya cukup tertinggal dibanding dengan desa-desa lain di sekitarnya. Di samping struktur tanahnya yang gersang dan tandus, desa ini juga masih kurang adanya infrastruktur yang layak untuk mendukung aktivitas warga sehari-hari.

Meski letaknya dekat dengan waduk Karangkates, Desa Sumberpetung tergolong daerah yang kekurangan air. Ini dikarenakan, letak desa itu lebih tinggi dari lokasi waduk, sehingga untuk menyalurkan air menjadi sangat sulit. Bahkan, karena sulitnya air dan ditambah dengan struktur tanahnya yang tandus, warga di sana hanya dapat memanfaatkan lahan pertaniannya untuk ditanami tebu dan pohon Sengon Laut.

Anggota Satgas TMMD 118 Kodim Malang Bersama Warga Mengerjakan Jalan Usaha Tani

Demikian pula untuk akses jalan di Desa Sumberpetung, masih banyak dijumpai yang kondisi jalannya berupa tanah liat. Kalau saat musim penghujan tiba, genangan air dan lumpur sudah menjadi pandangan sehari-hari bagi warga di sana.

Berangkat dari kondisi tersebut, Kodim 0818/Malang-Batu bersama Pemkab Malang dan komponen bangsa lainnya merasa terpanggil untuk mengatasi berbagai kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sumberpetung. Hal itu pula yang melatarbelakangi dipilihnya desa ini menjadi lokasi diselenggarakannya TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-118 di Kabupaten Malang.

Untuk mengejar ketertinggalan Desa Sumberpetung, berbagai pembangunan infrastruktur dilakukan pada TMMD ke-118 Kodim 0818/Malang-Batu. Mulai dari pipanisasi di 3 titik sepanjang 2.968 meter, pembangunan jalan usaha tani sepanjang 242 meter, rabat jalan beton di 6 lokasi berbeda sepanjang total 615,5 meter, pembangunan dinding penahan tanah di 3 titik dengan panjang total 107 meter, drainase 2 titik sepanjang 455 meter, serta renovasi poskamling.

Mengakselerasikan Program Pemerintah dan Semakin Bermanfaat

Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, serta Kemanunggalan TNI dangan Rakyat, kini setelah 30 hari berlalu, berbagai hasil pembangunan dalam TMMD ke-118 Kodim 0818/Malang-Batu telah mampu mengakselerasi program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Bahkan secara keseluruhan, hasil yang diraih dalam TMMD ke-118 yang dilaksanakan serentak di berbagai daerah telah mampu menjadi tolok ukur bagi keberhasilan TMMD selama ini. Selama puluhan tahun, program ini terus bertransformasi dengan memberikan karya nyata berupa berbagai pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dr. H. Dudung Abdurachman Saat Acara Penutupan TMMD 118 di Desa Sumberpetung, Kalipare, Malang

“Program TMMD kali ini sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 1980 yang terkenal dengan ABRI Masuk Desa (AMD). Setelah melalui berbagai evaluasi dan penyempurnaan, program TMMD yang telah berlangsung selama 43 tahun ini semakin dirasakan manfaatkanya oleh masyarakat, mengingat sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah pedesaan yang belum merasakan program pembangunan,” kata Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat menutup TMMD ke-118 di Desa Sumberpetung, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Kamis (19/10/2023).

Maka dari itu, Kasad menegaskan, keterlibatan TNI dalam membangun sarana prasarana dan infrastruktur wilayah saat ini masih sangat dibutuhkan.

Air Sumber Kehidupan Mengalir ke Rumah Warga

Pembangunan pipanisasi sepanjang 2.968 meter pada TMMD ke-118 Kodim 0818/Malang-Batu difokuskan di Dusun Banduarjo, lokasi paling sulit air di Desa Sumberpetung selama ini.

“Untuk pipanisasi yang kita lakukan ada 3 titik, 2 titik berada di Dusun Banduarjo. Mengingat dusun ini menjadi yang terparah,” kata Dansatgas TMMD ke-118 Kodim 0818/Malang-Batu, Letkol Inf Arief Nurbianto.

“Pipanisasi yang kita lakukan mampu mengalirkan air langsung ke rumah-rumah warga. Secara keseluruhan terdapat 40 rumah warga yang berhasil dijangkau, sehingga warga tidak perlu repot lagi mecari air bersih. Air ini sumber kehidupan, warga harus mendapatkannya,” tambahnya.

Pengerjaan pipanisasi yang dilakukan juga sejalan dengan program TNI Manunggal Air yang digagas langsung oleh Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Dansatgas menyebut, hingga Juli 2023, program TNI Manunggal Air telah berhasil membangun sumur bor dan pompa hidran sekitar 1.345 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.

Percepat Penanganan Stunting

Saat ini, kemiskinan dianggap menjadi salah satu faktor penting penyebab terjadinya stunting pada anak. Kondisi keluarga yang miskin, menjadi pemicu tidak terpenuhinya asupan gizi yang dapat mengganggu tumbuh kembang, sehingga mengakibatkan anak menjadi stunting. Demikian juga dengan kurangnya gizi pada ibu hamil juga dapat membuat seorang anak mengalami stunting.

Di Desa Sumberpetung penduduk miskinnya tercatat 486 orang. Dari angka itu, 103 dinyatakan miskin ekstrem. Hal itu pula yang menjadi penyebab utama masih ditemukannya 12 anak mengalami stunting.

Kondisi ini membuat sasaran non fisik TMMD ke-118 Kodim 0818/Malang-Batu diprioritaskan pada penanganan stunting. Di samping berbagai baksos dan pemberian penyuluhan lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Stunting ini masalah yang serius, perlu kepedulian kita bersama dalam penanganannya. Untuk itu, dalam TMMD kali ini, kita fokus untuk memberikan penyuluhan tentang stunting kepada para ibu hamil maupun yang mempunyai Balita. Selain tentunya juga upaya-upaya lain untuk membantu pemenuhan gizi,” bebernya.

Diakuinya, warga juga menyambut baik terhadap upaya penanganan stunting yang dilakukan. Salah satunya Yuliono (41), warga Dusun Cungkal, Desa Sumberpetung yang dengan sukarela memberikan hasil dari keramba ikannya untuk dimanfaatkan guna mencukupi kebutuhan gizi bagi keluarga kurang mampu.

Melalui upaya-upaya itu, Kepala Puskesmas Kalipare, Hj. Endah Pujiati pun optimis, penanganan stunting di Desa Sumberpetung akan semakin baik dan terlihat hasilnya. “Kalau saat ini masih ada belasan, tahun depan insyaallah akan turun 50 persen atau bahkan sudah tidak ada lagi anak yang mengalami stunting di desa ini. Ini harapan kita bersama,” ujarnya.

Hemat Anggaran Pemkab dan Percepat Pembangunan

TMMD ke-118 Kodim 0818/Malang-Batu yang diselenggarakan secara bersinergi dan lintas sektoral juga dianggap telah mampu menghemat anggaran pemerintah daerah dalam hal ini Pemkab Malang di bidang pembangunan.

“Kami atas nama Pemkab Malang merasa sangat terbantu dengan adanya TMMD di Desa Sumberpetung. Lewat TMMD ini kami bisa menghemat anggaran hingga 40 persen. Karena kalau dikerjakan lewat program lainnya, tentu kami harus mengeluarkan biaya untuk tukang, tenaga, dan lainnya,” sebut Bupati Malang, H. M. Sanusi.

Lebih dari itu, Sanusi pun mengungkapkan, pihaknya selama ini cukup mengalami kesulitan untuk dapat menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau guna mempercepat pembangunan di wilayahnya.

“Saya akui, terkadang kondisi medan yang sulit menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk mempercepat pembangunan. Namun, TMMD berhasil menjangkau dan melakukannya dengan baik. Ini juga menjadi salah satu indikator, kenapa program ini selalu dinanti-nantikan masyarakat,” tegasnya.

Bantu Petani Melalui Jalan Usaha Tani

Warga Desa Sumberpetung sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan buruh tani. Selama puluhan tahun, para petani di sana tidak didukung dengan adanya infrastruktur jalan yang layak. Kondisi ini menjadi penghambat bagi majunya sektor pertanian di desa tersebut.

Danrem 083/Malang, Kolonel Inf Jamaludin mengapresiasi pembangunan jalan usaha tani yang dibangun pada TMMD ke-118 Kodim 0818/Malang-Batu. Diharapkan, jalan ini akan dapat menjadi solusi bagi kesulitan petani di Desa Sumberpetung selama ini.

“Kalau kita ingin membantu meningkatkan kesejahteraan para petani, tentu salah satunya adalah dengan cara menyediakan infrastruktur jalan yang layak, sehingga para petani dapat dengan mudah dalam mengangkut hasil pertaniannya maupun melakukan aktivitas pertanian lainnya. Saya optimis, jalan usaha tani ini akan berdampak luas bagi kesejahteraan para petani. Paling tidak kalau jalannya bagus, biaya untuk akomodasinya dapat ditekan,” jelasnya.

Perkuat Potensi Wilayah untuk Pertahanan Negara

Sesuai dengan tema TMMD ke-118 yakni Sinergi Lintas Sektoral Mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat Semakin Kuat, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf menegaskan, TMMD ini domainnya tidak hanya TNI saja, melainkan seluruh komponen bangsa yang bersatu-padu dan bahu-membahu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tak hanya dari segi kesejahteraan masyarakat, berbagai sasaran fisik dan non fisik yang dilakukan juga bertujuan untuk memperkuat pertahanan negara aspek darat di wilayah.

“TMMD ini bisa dikatakan juga sebagai upaya kami TNI untuk memperkuat berbagai potensi yang ada di wilayah guna menyiapkan Ruang, Alat dan Kondisi Juang yang tangguh untuk kepentingan pertahanan Negara,” sebutnya.

Berhasil Guna dan Tepat Sasaran

Keberhasilan TMMD ke-118 Kodim 0818/Malang-Batu juga diakui langsung oleh Tim Wasev, Letjen TNI Alfret Denny Djoike Tuejeh, menurutnya, berbagai sasaran yang dipilih sangat-sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

 

Tim Wasev, Letjen TNI Alfret Denny Djoike Tuejeh Beserta Dansatgas Letkol Inf Arif Nurbianto Saat Mengunjungi Lokasi Pengerjaan TMMD 118

“Dari hasil peninjauan saya, baik itu pipanisasi, jalan usaha tani, upaya penanganan stunting, dan lain sebagainya, semuanya tepat sasaran. Saya optimis, seluruhnya dapat berhasil guna dan bermanfaat luas bagi masyarakat,” ungkapnya saat melakukan peninjauan.

Tak hanya itu, jenderal bintang tiga itu juga mengapresiasi tingginginya antusias dan semangat warga Desa Sumberpetung dalam pelaksanaan TMMD ke-118. “Atas nama Tentara Nasional Indonesia, saya mengucapkan terima kasih kepada warga di sini yang telah begitu luar biasa memberikan sumbangsihnya, baik itu berupa tenaga maupun materiil,” ujarnya.

Dengan berakhirnya TMMD di desa mereka, warga Desa Sumberpetung pun tampak begitu bergembira dan bersyukur. Desa yang dulu tertinggal dari segi sarana infrastruktur maupun kesejahteraannya, kini bisa sejajar dengan desa-desa lain di sekitarnya.

“Alhamdulillah kami sangat bersyukur, desa kami sudah banyak berubah. TMMD telah menghapus nestapa di desa kami dan menghadirkan kebahagiaan bagi warga di sini. Terima kasih TNI, terima kasih TMMD,” kata Kades Sumberpetung, H. Hamim Achmad.

Melalui sederet keberhasilan dan pencapaian yang telah diraih, kehadiran program TMMD ke-118 yang bertepatan dengan momentum HUT ke-78 TNI, tak ayal menjadikan TMMD ke-118 sebagai kado terindah TNI untuk seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia maju dan sejahtera.

Wartawan : Joko Wiyono
Editor : Arie Septiani
Publisher : M. Khadlel