TMMD  

Publikasi TMMD Reguler Pemalang Coba Angkat Sapu Gelagah

Pemalang – Hajah Usniati (53) warga Desa Kesesirejo Kecamatan Bodeh, adalah salah satu penjual sapu gelagah yang merupakan khas Kabupaten Pemalang selain nanas madu. Selain sapu, di kiosnya juga menjual berbagai keperluan rumah tangga lainnya termasuk pupuk dan obat-obatan pertanian.

Saat dimintai keterangan tentang asal usul sapu gelagah, dia menjelaskan bahwa di Indonesia sapu ini pertama kali dihasilkan masyarakat Desa Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang yang berjarak 28 kilometer 58 menit dari desanya. Sekitar tahun 1940-an pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk membuat sapu adalah bunga dan batangnya. Bunga Glagah yang telah kering dirangkai untuk mahkota sapu dengan menjahitnya menggunakan benang nilon atau senar sedangkan untuk tangkainya terbuat dari bahan bambu.

“Kerajinan ini menjadi industri rumahan di Watukumpul dan kini hamper di sebagian besar Pemalang. Masyarakat memanfaatkan potensi alam tanaman gelagah di daerahnya. Malah kini sudah di eksport ke Singapura, Malaysia dan India walau masih dalam skala kecil,” ungkapnya.

Dijelaskannya lanjut, untuk konsumsi dalam negeri meliputi daerah Jakarta dan Bandung karena selain murah sapu glagah terkenal akan kualitasnya, awet dan ramah lingkungan lantaran bahan pembuatnya mudah terdaur ulang. Karena sudah kualitas ekspor, harganya sekarang antara 10-15 ribu rupiah.

Melihat potensinya, publikasi TMMD Reguler 104 Kodim 0711 Pemalang mencoba untuk memberikan perhatian agar industri kerajinan ini tetap eksis dan berkembang demi peningkatan kesejahteraan pengrajin dan penjual.

Sementara saat ditanya mengenai TMMD, Usniati menyatakan senang dan bahkan di kiosnya mulai menjual peralatan dan bahan bangunan untuk menyambut rejeki pembangunan. (Aan Pendim Pemalang/Joko).