Kemenpar Upayakan Pengelolaan Destinasi Berkelanjutan untuk Geopark Belitong

Belitung, Nusantarapos- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengupayakan penerapan pengelolaan destinasi yang berkualitas untuk Kawasan Geopark Belitong, Provinsi Bangka Belitung, melalui konsep pariwisata berkelanjutan.

Dalam Siaran Pers Kemenpar, Kepala Bidang Ekosistem Pariwisata pada Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata (PIEP) Kemenpar Khabib Suwayah di Kawasan Geopark Belitong di Hotel Fairfield, Belitung, Rabu (15/5/2019) mengatakan pihaknya menggelar Bimbingan Teknis Pengelolaan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan (Green Tourism) kepada para pengelola destinasi dan pemerintah daerah di Kawasan Geopark Belitong untuk memperkenalkan implementasi pariwisata berkelanjutan.

“Pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia memberikan dampak positif pariwisata bagi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan di destinasi,” katanya.

Ia mengatakan, pengelola destinasi di Indonesia secara umum masih perlu memahami betul prinsip-prinsip berkelanjutan dalam kegiatan wisata yang digeluti, khususnya dalam hal tata kelola destinasi, manfaat ekonomi bagi masyarakat, hingga pelestarian budaya dan lingkungan.

“Kesemuanya ini merupakan standar yang telah ditetapkan Kemenpar di dalam Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan atau Permenpar 14/2016,” katanya.

Menurut dia, implementasi pariwisata berkelanjutan sangat sesuai untuk diintegrasikan dengan destinasi geowisata di Belitung yang menawarkan sumber daya keanekaragaman hayati dan budaya lokal.

Maka bimtek digelar dengan tujuan salah satunya agar para peserta yang hadir memperoleh nuansa pengayaan teori yang lebih beragam.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Hermanto mengatakan salah satu keunggulan pariwisata di Belitung adalah keberadaan geopark sebagai daya tarik wisata alam.

“Sebagai bentuk pariwisata yang diunggulkan di Belitung, upaya pengembangan geopark disandingkan dengan kaedah-kaedah menjaga budaya lokal dan lingkungan hingga bahkan tata kelola dalam konsep yang berkelanjutan,” ujarnya.

Kepala Badan Pengelola Geopark Belitong Dyah Erowati mengatakan geopark merupakan bagian dari pengembangan geowisata dan bukan sebaliknya.

Sementara Oman Abdurrahman dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menambahkan pengembangan destinasi wisata bumi atau geowisata merupakan wujud dari pengelolaan aspek geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity dalam konsep geopark.

Menurut dia, dengan dampak yang berskala luas, kegiatan pariwisata di kawasan geopark menentukan kualitas sumber daya alam dan budaya yang beranekaragam untuk dapat terus dinikmati wisatawan.

“Potensi Geopark Belitong juga didukung oleh penetapan wilayah Tanjung Kelayang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Oleh karenanya, kesemua upaya pengembangan destinasi di kawasan Geopark Belitong harus menjadi kesatuan pembangunan kepariwisataan berbasis konservasi maupun edukasi di Belitung,” katanya. (*)