DAERAH  

Dinilai Lahan Fasum dan Fasos, Ketum IPAR Kaget Lihat 4 Ban Mobilnya Kempes di Depan Restoran Seruni Depok

(Foto: Warga)

DEPOK, NUSANTARAPOS,-Ketua Umum Ikatan Pers Anti Rasuah
kaget ban mobilnya kempes seusai dirinya menghadiri rapat bersama Ketua RW, Lurah Tapos, dan Camat Jatijajar Depok, di Balai Pertemuan Rukun Warga, Rabu (28/06/23).

Kepada wartawan, Obor mengatakan, tak menyangka mobil yang diparkir di depan Cafe Seruni, bannya kempes. “Saya karena terburu-buru telat hadir di rapat bersama Camat Tapos sedang mengurus tanah Wakaf, kebetulan juga ditempat acara rapat itu tidak masuk mobil ya memarkir mobil saya di tanah Fasum dan Fasos”, ujar Obor saat diwawancarai wartawan, Kamis (29/06/23).

Lanjut Obor, “setelah acara selesai rapat kami mampir dulu untuk mengopi tidak jauh dari tempat acara itu, bareng warga dan teman saya, kebetulan teman saya melihat itu kenapa ban mobil bang Obor kok kempes,” ujarnya

Obor menambahkan, “heran saya, padahal saya langganannya juga sering makan di restoran itu, makanya saya memarkir mobil saya tau letak tempat parkir yang biasa saya Pakir.”, Ujarnya.

Tak lama kemudian, teman Obor Panjaitan memanggil salah satu petugas parkir dan menanyakan perihal pengempesan ban mobilnya tersebut. “Iya bang memang saya yang kempesin, itu juga saya karena di suruh dari pimpinan pemilik restoran Seruni itu, saya minta maaf ya bang “, ujarnya petugas Parkir.

Selanjutnya, saat dialog dialog atas peristiwa ini, banyak warga dan driver ojek, serta pemilik warung sekitar berdatangan, demikian pihak pemilik cafe Seruni datang dengan tergesa-gesa; “kami yang punya restoran ini keluarga Brimob” Ujar Tiara diduga salah satu pemilik cafe dan 2 lagi anaknya perdebatan argumen dengan Obor Panjaitan dan nyaris Pak Salam selaku warga sekaligus Mantan Pegawai Kementerian Dalam Negeri (PNS) yang sedang memvideokan menggunakan handphone terkena rampasan dari anak pemilik restoran Seruni tersebut.

“Warga yaitu pak Salam sesepuh dan pensiun PNS Dari Kemendagri diperlakukan seperti itu, HP nya dirampas lalu isi video di hapus oleh anak pemilik restoran seruni”, ujarnya.

Masih menurut Obor, “Saat HP nya dirampas ada banyak saksi warga sekitar dan termasuk warung-warung sekitar melihat dan mengetahui peristiwa anaknya pemilik restoran Seruni itu merampas handphone pak Salam yang sedang merekam video”, ujarnya.

Tak hanya itu, Obor Panjaitan diperlakukan tidak menyenangkan oleh salah satu anak dari pemilik restoran Seruni hingga adanya ancaman dari suruhan pemilik restoran tersebut terhadap Obor Panjaitan. “Ada suruhan dari pemilik restoran Seruni menghubungi saya bernama Untes dengan ancaman melalui via telpon, si Untes ini menyampaikan pesan ke warga untuk sampaikan ke saya. Kami tidak terima, dia Pakir mobil nya tapi tidak makan di restoran Seruni”, ujarnya.

Obor menegaskan, “karena sikap suruhan pemilik restoran Seruni itu arogan, intimidasi, dan teror, kami tidak terima dengan ancaman dan perbuatan tidak menyenangkan mobil saya di kempesin, kami akan mengambil langkah hukum melakukan buat laporkan pemilik restoran Seruni itu ke pihak APH”, bila betul ini pemilik bekerja sebagai Polisi di sat Brimob, kita akan minta perlindungan hukum ke DPR RI komisi 3, kompolnas dan Mabes Polri.

Obor menilai, berdasar pengakuan warga, ketua RW, ketua LPM jati Jatijajar”bahwa mobil saya yang Pakir di depan area Restoran Seruni itu adalah lahan Fasum dan Fasos, milik umum (Negara) bukan tanah milik dia. Maka saya akan laporkan juga ke Dinas terkait Pemkot Depok, termasuk juga ada bangunan di atas Kali, masyarakat minta dilaporkan juga jadi ini langkah dan sikap kami di koridor Hukum”, ujarnya.

Lanjut Obor, “Pihak Pemilik Cafe Seruni Jatijajar Hingga Saat ini belum minta maaf dan belum ada upaya klarifikasi, selain menyuruh Untes lakukan teror dan intimidasi hanya lewat telponnya”, ujarnya.

Dikatakan Obor, “Banyak tokoh dan aktivis kita Depok terkejut dan mengatakan jangan didiamkan ini arogansi pemilik cafe seruni Jatijajar itu harus ditindaklanjuti, supaya tidak meresahkan masyarakat Jatijajar Depok dan warga sekitar pemilik lahan Fasos fasum yang digarap secara tanpa izin legalitas hukum itu”, ujarnya.

Disisi lainnya awak media mencoba konfirmasi ke pihak Lurah Jatijajar H Mujahidin mengatakan, “Waalaikum salam, Mohon maaf saya belom bisa kasih statment apa apa karena saya baru dapat kabar beritanya dan kemaren baru habis rapat dengan pak Obor terkait permasalahan yang lainnnya,” ujarnya.

Ditempat terpisah Pak Camat Tapos Depok Abd. Mutholib mengatakan, “Sementara saya belum bisa sampaikan, saya kudu tanya-tanya dulu dengan lingkungan. Bang Obor setelah kejadian juga menghubungi saya, terkait perkembangan terakhir saya baru tahu dari Abang”, ujarnya.(Rizky)