Soft Tenis Layak Dipertandingkan Pada Saat PON 2020 di Papua

Sekretaris Pengda Pesti Papua Yuliyanto (kiri atas), Pelatih Soft Tenis Putra Ferly Montolalu (kiri bawah) dan Ketum PP Pesti Martuama Saragi (kanan bawah) ketika ditemui di Golf Senayan.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Olahraga soft tenis di Indonesia semakin berkembang, dimana di beberapa daerah sudah terbentuk Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Soft Tenis Indonesia (Pesti). Setidaknya sudah ada 20 Pengda Pesti yang telah dikukuhkan, meskipun 4 Pengda belum dilantik.

Namun berhembus kabar jika cabang olahraga (cabor) yang sedang berkembang dan memiliki peringkat 4 besar dunia tersebut akan dicoret dari perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar di Papua pada tahun 2020.

Menanggapi hal tersebut, Pelatih Soft Tenis Putra Papua, Ferly Montolalu mengatakan menurut saya sangat disayangkan jika cabor ini tidak diikutsertakan pada saat PON 2020 nanti di Papua. Pasalnya melalui cabang ini ada chance (kesempatan) untuk mendapatkan medali emas.

“Apalagi atlet soft tenis Papua saat ini merupakan atlet pelatnas, jadi sangat memungkinkan untuk mendulang medali emas. Untuk itu saya menyarankan agar Pemprov Papua bisa melobi KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) agar soft tenis ini diperjuangkan tetap masuk sebagai cabor yang dipertandingkan di PON,” ujarnya ketika ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019).

Lanjut Ferly, kalau perlu Pengda Pesti Papua membuat surat pernyataan bahwa kami janji bisa menyumbangkan emas, kalau tidak maka bersedia untuk tidak mendapatkan bonus. Hal tersebut adalah bagian agar Pemprov ataupun KONI Papua ikut memperjuangkan cabor ini.

Saat ini soft tenis di Indonesia sudah mulai berkembang, dimana jumlah pengurus di sejumlah daerah yang sudah dilantik ada 16 Pengda dan ada 4 yang sudah dikukuhkan tapi belum dilantik jika ditotalkan semuanya ada 20 pengurus daerah. Jadi ada 20 daerah yang akan mengikuti cabor soft tenis ini.

“Pertimbangan lainnya adalah karena beberapa waktu lalu, sudah terjadi perjanjian kerjasama dengan atlet nasional yang telah dikontrak oleh Pengda Pesti Papua. Jika cabor ini tidak jadi dipertandingkan tentu akan mengalami kerugian di beberapa pihak,” ujarnya.

Secara mental, tambah Ferly, atlet kami tidak akan menurun kalaupun di PON nanti tidak bisa dipertandingkan. Namun pasti mereka akan kecewa karena sudah berlatih dengan sungguh-sungguh, bahkan sebelum PON para atlet akan membela bendera Papua untuk berlaga di pentas SEA Games mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia.

“Atlet kami sudah berbicara banyak mengenai prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sehingga jika cabor ini dipertandingkan di PON, kami sangat optimis bisa menyumbangkan medali emas untuk Papua,” terangnya.

Sementara itu Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Soft Tenis Indonesia (PP Pesti) Martuama Saragi menyatakan pihak KONI terutama Sekjen, kita memang diberikan kewenangannya kepada tuan rumah PON, tapi kita juga perlu tahu apakah pemotongan cabor itu harus terkunci diangka 30 dari 40 cabor ?. Sementara kalau soft tenis itu tidak ada masalah terhadap venue, karena yang digunakan oleh tenis lapangan ya itulah yang kita pakai.

“Tinggal kita yang sudah biasa kerjasama dengan pihak PELTI untuk melakukan pelaksanaan dan kordinasi di venue itu. Jadi dari sisi kesiapan pun saya rasa Pengda Papua yang selama ini sudah sangat siap dengan menyiapkan atlet pelatnas sebagai modal menjelang PON,” katanya.

Lebih lanjut Saragi mengungkapkan artinya kalau dari sisi prestasi barangkali perolehan medali emas itu dimungkinkan dan kansnya sangat baik. Kalau tuan rumah dalam hal ini Papua mempertimbangkan perolehan medali emas, saya rasa soft tenis sangat bagus untuk dipertandingkan dalam rangka peningkatan prestasi dan perolehan emas di Papua.

“Karena jauh-jauh hari kan sudah ada kordinasi antara Pengda Pesti Papua dengan teman-teman yang ada di pelatnas itu sudah final, di sana ada 2 pemain pelatnas yang akan membela Papua di PON nanti. Artinya sudah sesuai dengan ketentuan secara administrasi maupun rekrutmen atlet mereka sudah tidak ada masalah, harusnya itu yang menjadi pertimbangan oleh Pengda Papua,” ucapnya.

Menurut pria yang sehari-hari berdinas di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) ini, dari sisi prosedur juga tahapan-tahapan mengenai cabang olahraga yang baru sudah kita lalui. Dengan melakukan eksebisi di PON Jawa Barat lalu, dan di beberapa kejurnas maupun kejuaraan internasional juga kemarin atlet Papua juga ikut.

“Kita mengharapkan agar panitia mempertimbangkan soft tenis ini dipertandingkan.Tentunya dengan harapan bahwa prestasi atlet-atlet pelatnas yang sudah direkrut oleh Pengda Papua itu bisa berbicara banyak meraih medali emas,” ungkapnya.

Pengda Pesti Papua Berharap Cabor Soft Tenis Bisa Dipertandingkan

 

Harapan agar cabor soft tenis dipertandingkan juga datang dari Pengda Pesti Papua, karena melalui soft tenis ini sangat memungkinkan mendulang emas sesuai dengan keinginan Gubernur Papua Lukas Enembe yang memiliki target minimal setiap cabor meraih 1 emas.

“Jika kita melihat keinginan dan kredibilitas Pak Gubernur Papua yang menginginkan agar bisa meraih prestasi minimal di peringkat 5 besar pada PON. Maka cabor ini bisa menyumbangkan medali emas sesuai yang diinginkannya,” demikian dikatakan Ketua Pengda Pesti Papua, Sarminanto melalui sambungan telepon, Selasa (10/9) malam.

Sarminanto mengatakan Pesti Papua sudah bisa memastikan minimal 1 emas bisa didapatkan, itu saya bisa pertaruhkan reputasi saya sebagai ketua Pesti Papua. Hal itu berdasarkan atlet yang sudah kita kontrak merupakan atlet skala nasional bahkan mungkin internasional karena atlet kami beberapa waktu lalu juga sempat mengikuti even internasional di Jakarta.

“Prestasinya sudah tidak diragukan lagi, dimana pada saat mengikuti kejurnas atlet yang kita rekrut berhasil meraih juara umum melalui tunggal dan ganda putra. Sehingga itu jaminan mutlak bahwa atlet kami akan meraih prestasi di PON akan datang,” ujarnya.

Lanjut Sarminanto, harapan saya sebagaimana sudah disampaikan juga ke KONI Papua untuk mempertimbangkan cabor ini tetap dimainkan. Mereka pun merespon positif permintaan kita, mereka mengatakan bahwa masih ada peluang untuk kita pertimbangkan sebelum bertemu dengan Menpora.

Menurut Sarminanto, atlet soft tenis yang dimiliki Pesti Papua saat ini tidak akan tertandingi di kancah nasional.”Yang pasti saya sangat optimis bisa meraih medali emas karena atlet yang kami punya ini tidak ada duanya di kancah nasional.Bahkan seluruh Pengda Pesti yang ada mengakui kualitas atlet kita, mereka mengatakan bahwa atlet yang kami miliki tidak bisa ditandingi,” ujarnya.

Untuk itu, sambung Sarminanto, kami akan memberikan support kepada Pemprov Papua, bahwa yang dimiliki oleh Papua untuk menyumbangkan medali emas ya melalui cabor ini.”Sepahit apapun tidak akan mungkin jika tidak mendapatkan emas, karena hal itu sudah diuji dengan perbandingan atlet-atlet di daerah lainnya,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Pengda Soft Tenis Papua, Yuliyanto yang merupakan Advokat Muda Papua ditemui disela penaganan perkara di Jakarta menyampaikan bahwa kami Pesti Papua akan berusaha dengan segala kemampuan semaksimal mungkin agar melobi pihak-pihak yang berkompen untuk tetap memperjuangan soft tenis dipertandingankan di PON XX.

“Namun apapun hasilnya dari KONI Papua kami akan tetap dengan sportivitas tinggi  menerimanya ” pungkasnya dengan penuh semangat.