Pasar Tradisional Durenan Trenggalek Bakal Ditata Ulang, Gus Ipin : Ini Tentang Penghidupan

Pelaksanaan peninjauan pasar tradisional durenan oleh Bupati Trenggalek (Humas Kominfo Trenggalek)

TRENGGALEK,NUSANTARAPOS, – Pemerintah Kabupaten Trenggalek akan segera melakukan penataan ulang pasar Durenan. Penataan ini dilakukan dalam rangka menindaklanjuti aspirasi dari para pedagang pasar dalam pelaksanaan Musrenbang Kabupaten yang digelar beberapa waktu lalu.

Tuntutan dijelaskan pedagang bahwa pasar durenan sepi karena di pisah, sebelumnya sempat ramai ketika pasar hewan dan bahan pokok menjadi satu lokasi. Dengan alasan itu, Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin berencana akan menata ulang kembali pasar tradisional tersebut.

“Pasar tradisional yang bertempat di Kecamatan Durenan akan di tata kembali dalam rangka menindaklanjuti keluhan pedagang setempat,” kata Gus Ipin sapaan akrab Bupati muda tersebut, Rabu (15/3/2023).

Ditegaskan Gus Ipin bahwa pelaksanaan tinjauannya tersebut dalam rangka merespon keluhan salah satu pedagang dalam Musrenbang Kabupaten Trenggalek tahun 2023, yang kebetulan digelar di Kecamatan Durenan.

Diterangkannya, dalam kegiatan itu salah satu pedagang mengeluhkan kondisi pasar yang semakin sepi semenjak antara pasar hewan dengan pasar tradisional dipisahkan. Sehingga masyarakat berharap ada upaya pemerintah untuk bisa menghidupkan kembali pasar tradisional karena pasar menjadi ladang penghidupan mereka.

“Kita melihat ada lahan milik desa di belakang pasar yang dimungkinkan untuk difungsikan menjadi pasar hewan kalau itu mendapat persetujuan desa sebagai pemilik lahan dan pedagang,” ungkapnya.

Diterangkannya, opsi ini ditawarkan dengan harapan pasar tradisional yang saat ini sepi bisa ramai kembali. Pemisahan antara pasar hewan dengan pasar tradisional pada tahun 2007 lalu dikarenakan ada ketentuan pasar sehat, dimana pasar yang notabene-nya menjajakan kebutuhan pokok tidak bisa digabungkan dengan pasar hewan.

Memang ada masukan dari peserta musrenbang di Durenan bahwa setelah dipisahkan menjadi pasar sehat, tidak bercampur antara pasar hewan dengan kebutuhan pokok ternyata sepi. Jika yang dulu ada sekitar 290 an orang yang berdagang, sekarang setiap harinya hanya sekitar 20 orang yang berdagang.

“Dari alasan itu akan tindaklanjuti dengan tidak mencampur tetapi di sini ada tanah kosong karena aset desa coba didiskusikan, bukan di campur tapi didekatkan,” tuturnya.

Apalagi menurut Gus Ipin, akses masuknya tetap akses masuk utama pasar. Sehingga harapannya nanti bisa sama sama ramai. Pasar hewannya ramai juga pasar desanya ramai, ini kemungkinan langkah yang akan di ambil saat ini masih akan di lakukan uji coba untuk didiskusikan.

Apakah desa mengijinkan, selain itu pedagang juga perlu diajak ngobrol semua rencana itu akan dilakukan. Bahkan rencana pedagang jika akan di pindahkan dari lokasi sebelumnya berkenan atau tidak. Semua rencana dan rancangan akan di bahas oleh Pemkab untuk kedepannya. (ADV)