Kampung KB Kota Madiun Siap Jadi Percontohan Internasional

Surabaya, Nusantarapos.co.id – Perwakilan BKKBN Jawa Timur/Jatim berharap seluruh Kabupaten/Kota di provinsi ini bisa menerapkan program Bangga Kencana seperti yang dilakukan Kota Madiun. Tidak hanya inovasi dalam program Bangga Kencana yang berhasil dilaksanakan Pemerintah Kota Madiun, Kampung KB ini menjadi juara pertama kampung KB tingkat nasional.

Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati, mengatakan, Kampung KB Kota Madiun menjadi Percontohan Program Bangga Kencana Tingkat Nasional dan Internasional. “Saya bangga bisa berbagi keberhasilan dan inovasi program KB pasca persalinan, Kependudukan dan Kesehatan Reproduksi,” kata Erna, panggilan akrabnya Senin (25/9/2023).

Ia  menambahkan, selama lima hari, delegasi dari Kenya dan Bangladesh telah belajar di Kota Madiun. Hal ini sangat membanggakan. Sebelumnya Kota Surabaya pun menjadi jujugan bagi lima negara muslim selatan tentang kesehatan reproduksi, dan penurunan stunting.

Tentunya Perwakilan BKKBN Jatim mengharapkan akan banyak Kota dan Kabupaten yang menjadi rujukan dalam pembangunan keluarga berkualitas. Sementara itu, Deputi Latbang BKKBN RI, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik menjelaskan delegasi Kenya akan membawa hubungan Indonesia lebih baik untuk mengadopsi dan menerapkan program KB pasca lahir dan kesehatan reproduksi yang lebih baik di Kenya dan kerjasama internasional akan membawa hal yang lebih baik.

“Dengan adanya Konferensi Asia Afrika maka komitmen lebih erat terjalin, apabila masyarakat Afrika mendukung pembentukan CoE maka Indonesia mendukung. Dimana pendirian CoE tergantung hasil persetujuan dari Kedutaan Afrika apakah CoE hanya ada di Kenya saja atau di Afrika, dukungan bisa dari LDKPI dan yang lain,” jelasnya.

Prof. Damanik menambahkan pihaknya akan follow up pendirian CoE bersama negara Afrika lainnya, salah satu yang pernah dilakukan Indonesia adalah mengunjungi wilayah Afrika adalah negara Seychelles. Negara Seychelles juga pernah belajar ke Indonesia dan sudah membuat CoE disana.

Mendirikan group dengan Lembaga lainnya dengan konfigurasi bersama kementerian untuk meningkatkan indikator ini dan meluaskan kerja sama diwilayah Afrika dalam kontek pembangunan CoE. Kenya yang sebelumnya hanya ingin mendirikan CoE tetapi setalah sampai Indonesia, Kenya juga ingin mendirikan pusat kembang dan mempelajari bagaimana cara memimpin wilayah.

Tim Kenya akan Menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk membuat CoE atas pembelajaran dari Indonesia. Perwakilan Kenya, Dr. Mohamed Abdukadir Sheikh, mengungkapkan pihaknya mengucapkan terima kasih karena telah berbagi informasi selama lima hari.

Indonesia memimpin dalam pelaksanaan KB di seluruh Dunia dan Kenya sangat menghargai. “Kami berada di Indonesia untuk belajar proses pendirian CoE dan diskusi dengan PPD dan UNFPA bahwa yang direkomendasikan adalah Negara Indonesia, ” jelasnya.

Sheikh menambahkan tujuan pelatihan ini sudah tercapai secara utuh yaitu untuk memahami program pasca lahir, dapat belajar kontraseptif dan Kampung KB serta tujuan pembelajaran lainnya seperti Komitmen Pemimpin (sebagai teladan), tanggungjawab bersama (untuk mewujudkan rasa kepemilikan) sampai pada masyarakat.

Inovasi yang dibuat dirasakan sampai ke masyarakat salah satunya adalah DAPUR DASHAT, layanan kesehatan, klinik lansia, dan klinik KB dimana seorang ibu datang atau Wanita Usia Subur maka akan diberikan informasi soal KB, dari sistem Pendidikan ada pengenalan Kespro dan KB,” terangnya.

Sebagai seorang Bidan di Kenya, lanjut Sheikh di Indonesia informasi kesehatan reproduksi diinformasikan sejak dini. Peran pra nikah juga tugas Bidan. Peran tokoh agama juga memberikan informasi KB.

Keterlibatan pria dalam ber-KB menjadi tantangan di Kenya sedangkan Indonesia sangat luar biasa. Pihaknya akan berupaya bertahap mengadopsi inovasi dari Indonesia ini akan strategi kesuksessan program KB pasca lahir dan Kesehatan Reproduksi.

“Pemberdayaan perempuan sebagai kegiatan social ekonomi ditunjukan sangat jelas di Indonesia untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Kami sangat bahagia sebagai tamu di Indonesia, mendapatkan pengetahuan yang sangat banyak di Madiun, banyak ilmu yang dipelajari dari ketahanan pangan, kesehatan reproduksi dan lainnya,” imbuhnya.

Program Kependudukan BKKBN berhasil karena sasaran dari hulu yaitu anak-anak, remaja, PUS, Calon Pengantin, WUS sampai Ibu hamil dan lansia. Sebagai contoh pada Sekolah Siaga Kependudukan keterlibatan siswa mengetahui isu kependudukan dan dapat menjelaskan dengan baik. (Aryo)