DAERAH  

Berkat Program Kemensos, Keluarga Penerima Manfaat Bangkit Ekonomi

JAKARTA, NUSANTARAPOS – Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) salah satu inovasi Kementerian Sosial bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) usia produktif guna meningkatkan kemandirian ekonomi agar masyarakat tidak bergantung pada bantuan sosial dari pemerintah.

Hingga Desember 2023, terdapat 12.967 KPM tergabung dalam program PENA. Sedangkan yang sudah digraduasi atau pelepasan sebanyak 10.073 KPM.

Ragam KPM yang digraduasi dari kategori PENA Reguler 1.987 KPM, PENA Berdikari 6.289, PENA Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) 245, PENA Komunitas 1.431, PENA Bencana 3, serta PENA Vokasional 118 KPM.

“PENA merupakan program pemberian modal usaha dan bagi KPM yang digraduasi adalah penerima manfaat yang memiliki penghasilan dengan standar Upah Minimum Kota (UMK) di daerah masing-masing, ” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta, Sabtu (9/12/2023).

Para alumni PM Vokasi yang telah bekerja di berbagai perusahaan dari UPT Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) Bogor dan Sentra Mulya Jaya Jakarta yaitu PT. Federal International Finance; PT. Intan Pertiwi Tangerang; Bank Permata Jakarta; PT. APIX Printing Jakarta; MM Motor Jakarta; PT. Sampack Unggul Jakarta; Procurement & Logistic Operation Divison – Kantor Pusat BRI;

Termasuk, Halo BCA Foresta BSD Tangerang; PT. DNP Indonesia; Departemen Pengelolaan Logistik dan Fasilitas Bank Indonesia; PT. Kereta Api Indonesia (Persero); Unit Pengelola Terminal Terpadu Pulo Gebang Jakarta; PT. Redi Print Jakarta; PT. Edgar Printing Jakarta; PT. Tridaya Artaguna Santara; Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Indonesia Exim Bank; PT. PEMI AW.

“Saya tahu masih banyak yang membedakan tapi bapak dan ibu dengan tulus membantu mereka bisa setara dengan kami-kami ini yang katanya normal. Jadi Bapak dan ibu sekalian sebetulnya saya banyak belajar karena memang yang nangani disabilitas hanya Kemensos dan saya coba memahami sebetulnya dibalik kekurangan ada potensi sangat luar biasa, mungkin ada mendengar dari perusahan lain. Tidak usah ragu karena dibalik kekurangan di sisi lain tapi di sisi lainnya bisa lebih bagus. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” ucap Mensos.

Selama ini hambatan yang dikeluhkan harus diatasi dengan penggunaan teknologi informasi yang masif dan sebenarnya bisa memudahkan usaha dari para penerima manfaat mengembangkan usaha mereka.

Mensos Risma mengingatkan dari 270 juta warga Indonesia merupakan potensi pasar memasarkan produk. Namun, permasalahan pertama tidak ada modal, kedua tidak punya toko dan ketiga tidak punya transport.

“Sejak 2010 saya memulai PENA dan kita harus pakai elektronik dalam seluruh transaksi dan proses apapun. Kita harus bisa gunakan teknologi bagaimana bisa bermanfaat untuk kehidupan kita, ” katanya.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menegaskan pihaknya mendukung penuh Kemensos untuk menggraduasi bagi apra KPM PENA 2023 yang telah memiliki penghasilan standar UMK.

“Bu Mensos fokus terhadap 25 juta orang miskin di Indonesia dan coba bayangkan kalau 25 juta itu pendapatannya naik dua kali lipat dengan program PENA. Artinya daya beli masyarakat meningkat luar biasa dan peluang usaha terus semakin membaik,” ungkap Abraham.(Ri)