DAERAH  

PT GLI Minta Pemkab Pacitan Memfasilitasi Pertemuan dengan Warga Cokrokembang

Badrul Amali (Foto:Facebook)

PACITAN,NUSANTARAPOS,- PT. Gemilang Limpah Internusa (GLI) yang melakukan penambangan dimana saat ini menjadi polemik bagi warga Desa Cokrokembang ini akhirnya membuka suara.

Badrul Amali yang menjadi LO (Liasion Officer) menyayangkan pemberitaan yang ditulis oleh salah satu media dimana bahwa PT GLI meraup cuan dengan pendapatan 11 M dari 50 ton per hari pengambilan hasil tambang.

Padahal dari hasil penjualan yang dilakukan oleh PT GLI ini hanya menjual bijih bukan biji yang mana bahwa bijih tersebut masih terdapat bermacam-macam unsur karena dari pihak PT GLI saat ini belum punya smelter untuk memsiahkan kandungan bongkahan batu.

“Memang benar bahwa PT GLI setiap hari ada 50 ton pengambilan tambang. Namun itu masih berupa bongkahan. Dan ini dari pihak GLI menjual dalam bentuk bongkahan kepada PT Dragon Fly Mineral yang letaknya di Kecamatan Arjosari dengan harga per ton Rp. 350.000. Jadi ini sangat jauh dari hasil yang ditulis meskipun berbentuk tanda tanya,” kata Badrul.

Analisa Hasil Tambang PT GLI

Sedangkan permasalahan dugaan air berwana coklat dari PT GLI yang mengalir ke sungai dan mengaliri sawah warga ini, pihak PT GLI sudah melakukan pembenahan dan penanggulangan seperti yang diharapkan warga. Namun menurut Badrul hal ini tentunya memerlukan waktu karena saat ini kondisi alam yang belum memungkinkan.”Kami sudah berusaha mulai mengerjakan apa yang diinginkan warga, namun juga warga kami harap untuk bersabar karena saat ini kondisi alam masih hujan sehingga perlu waktu karena kami sudah mulai tanggal 16 Januari kemarin kita bekerja mengoptimalisasi limbah,” terang Badrul.

Selain itu, sebagai LO di Perusahaan PT GLI, Badrul Amali barharap masyarakat harus benar-benar tahu permasalahan yang ada sehingga masyarakat tidak disediakan pemberitaan yang kurang benar.

Agar permasalahan antara pihak PT GLI dengan warga cepat selesai dan tanpa adanya simpang siur dalam pemberitaan ini, Badrul pun meminta kepada pemerintah daerah untuk memberikan fasilitas agar antara pihak PT GLI dengan warga bertemu secara langsung bagaimana permintaan masyarakat sebenarnya, karena pihak PT GLI siap untuk mematuhi dan memberikan apa yang diinginkan warga yang merasa dirugikan/tercemari lahannya.

“Kami minta pemerintah daerah memfasilitasi bertemu masyarakat. Tentunya kami menginginkan antara kami, pihak terkait dan masyarakat bisa duduk bareng untuk menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga kami bisa tahu apa yang diingini masyarakat seperti ganti rugi panen ataupun dengan mengurangi kadar limbah dengan penaburan semen,” pungkasnya.

Penulis: Joko