WISATA  

Kembali Tempoe Doeloe, Ini kegiatan LP2M UM di Kampung Heritage Kayutangan

MALANG, NUSANTARAPOS,-Pemberdayaan masyarakat kampung heritage kayutangan, aksi pengabdian masyarakat LP2M UM. Kelompok pengabdian ini melakukan kegiatan di Kampung Heritage Kayutangan, Sabtu (10/10). Kelompok ini dinaungi oleh LP2M Universitas Negeri Malang (UM).

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya:

Pertama, pembuatan kayu yang bermotifkan batik. Hasil dari kegiatan ini, ada yoyo, gasing, dan bakiak panjang. Permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak pribumi masa kolonial. Dan akan dipamerkan di pojok dolanan.

Lalu ada pembuatan suvenir berupa gelang, kalung, dan hiasan tas, serta ada juga liontin dari resin yang dicap tulisan Kayutangan. Nantinya akan dibagikan atau diperjualbelikan kepada wisatawan.

Ada juga wall decor, gambar berisikan kegiatan masa lalu. Wall decor itu bisa digunakan untuk hiasan interior maupun eksterior rumah. Lalu ada sign system untuk digunakan di warung area kampung heritage kayutangan.

Selain itu, ada juga pelatihan pembuatan cup lampu khas kolonial, dan tulisan-tulisan rumah. Tulisan ini digunakan untuk rumah heritage, seperti rumah 1870, dan Jengki. Agar suasana khas kolonial tergambarkan kembali.
Maket juga terpampang di rumah 1870. Maket ini berbentuk rumah-rumah yang merupakan ikon dari 3 RW. Ada rumah Nomsim, Kalisukun, dan Jekob. Harapannya rumah ini digunakan sebagai mini museum dari kampung heritage kayutangan.

“Sebenarnya cita-cita kami inikan dibawah LP2M UM, ingin membuat suatu lokasi, suatu rumah dimana rumah itu digunakan sebagai mini museum (pusat budaya kampung heritage kayutangan)” ujar Lisa Sedyawati koordinator pengabdian.

Ada juga media edukasi pengunjung berbasis aplikasi, namanya Wisata Budaya Kampung Heritage Kayutangan. Aplikasi ini menyediakan fitur yang menggambarkan tentang sejarah, budaya, agama, kesenian, bahasa, sistem perekonomian, teknologi, pendidikan dari kayutangan.

Folding map karya Swastika Dhesti Anggriani, dosen Pendidikan Seni Rupa UM, juga diberikan kepada pihak pengelola kampung heritage kayutangan. Dikarenakan peta sebelumnya dianggap kurang komunikatif.

Wall decornya memiliki tema sesuai spot-spot foto yang ada. Ada gambar yang menceritakan anak-anak bermain permainan tradisional, peperangan, penduduk pribumi yang mengasuh anak pimpinan Belanda, dan penggembala kerbau. Gambar ini juga bisa di jual kepada wisatawan.

Abdul Rahman Prasetyo, dosen Seni dan Desain, mengatakan sebagai objek wisata pasti ada kebutuhan untuk selalu membeli oleh-oleh. Sehingga menjadi peluang untuk memberdayakan warga kampung heritage kayutangan.