DAERAH  

Penanaman Mangrove Berdampingan Pendirian Saung “Papat Kiblat Limo Pancer” Mulai Dibangun di Pacitan

PACITAN, NUSANTARAPOS – Belajar dari bencana banjir di Pacitan Tahun 2017, warga Dusun Kiteran di bawah naungan Pokmas “Jangkar Segoro Kidul” binaan Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY) mengadakan program Pemuda Milenial Tangguh Bencana yang di “Gawangi” Slamet Riyadi ( kasun kiteran desa kembang), Bambang Sulistiono, Sukatman, Karya Tunas, Irkham dan kawan-kawan.

Menurut Slamet, Jum’at (30/7/2021), “Terkait kegiatan ini, karena sebuah itikad baik gak tau prosesnya bagaimana kami yakin semua akan terwujud. Kami juga membentuk yayasan dengan nama ‘Setinggil Segoro Kidul’ untuk memudahkan barang kali nanti ada sebuah Lembaga pecinta lingkungan yang tertarik dengan kegiatan kami,” jelasnya.

“Kami akan memberi warisan pada anak cucu kami udara yang bersih karena 1ha mangrove bisa menetralisir 1000 ton karbon. Dengan zaman ekonomi industri seperti ini dikawatirkan bisa berimbas polusi, kalau bukan kita semua, siapa yang harus berbuat. Dan lebih penting lagi bagi kami memberi pemahaman pada anak cucu, jika kita mencintai alam, Insya Allah alampun akan mencintai kita.” paparnya.

Masih menurut Kasun, “Jujur saya prihatin anak milenial sekarang sudah banyak yang melupakan itu. Bahkan banyak juga yang tidak ngerti sejarah, padahal secara alamiah tidak akan ada masa sekarang kalau tidak ada masa lalu. Baik buruknya masa depan tergantung bagaimana kita sekarang. Jangan Sampai Melupakan Sejarah (JASMERAH) seperti yang dikatakan Bung Karno.”

Tidak ketinggalan juga saat di singgung terkait bentuk kegiatan Pemuda Milenial Tangguh Bencana, Aris Diono sebagai sang pelopor, ” Kami secara swadaya melakukan penanaman Mangrove, tetapi karena keterbatasan dana dan sarana prasarana, untuk lahan 2ha baru 1/4 nya yang bisa ditanami.” katanya.

Dirinya menambahkan, “Selain penanaman Mangrove, di seputaran lokasi itu dibangun saung dengan desine “Papat Kiblat Limo Pancer” yang diharapkan kedepan akan menjadi daya tarik wisata tersendiri.”

Dalam dunia Pariwisata Konsep 7(tuju) Sapta Pesona tentunya masih seiring sejalan untuk deterapkan saat ini. Sadar wisata yang memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat sebagai tuan rumah destinasi diharapkan bisa menciptakan lingkungan dalam suasana yang kondusif, sehingga mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata melalui 7 (tujuh) unsur yakni: Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan.

Masyarakat Kiteran meyakini, Insya Allah, adanya penanaman Mangrove berdampingan pendirian saung “Papat Kiblat Limo Pancer” yang titik lokasinya bergandengan dengan tempat Markas Komando TNI-AL yang akan dibangun, menjadi tempat edukasi bagi masyarakat. Selain penggalian dan pemahaman sejarah tentu kita berharap anak cucu kita akan menyukai kembali yang namanya sejarah. (Mujahid)