DAERAH  

Aksi Penambangan Emas Ilegal Pakai Alat Berat Makin Marak di Nabire

NABIRE, NUSANTARAPOS,– Maraknya penambangan emas tanpa Izin dengan menggunakan alat berat jenis escavator di Legari Kampung Nifasi diduga telah merambah kawasan hutan dan beberapa  lainnya di kabupaten Nabire.

Penambangan dan perambahan hutan ini merupakan ancaman serius karena kegiatan tersebut dikeluhkan warga setempat dan perlu adanya penindakan tegas dari dinas terkait, khususnya dinas pertambangan dan dinas kehutanan.

Meski berbagai cara telah dilakukan untuk menghentikan kegiatan ilegal Tambang tersebut, namun sepertinya para broker pengusaha Asing (WNA) tak jemu untuk menganggu kawasan yang ada di Wilayah Kabupaten Nabire (Legari ) Kampung Nifasi.

Saat awak media melakukan investigasi di Legari Kampung Nifasi untuk meyakinkan laporan masyarakat bahwa di sana ada aktifitas tambang, ternyata sampai di sana ditemukan ada warga negara asing (WNA) Lelaki dan perempuan yang sudah bisa berbahasa Indonesia berda di suata camp.

Mereka mengaku sudah 2 tahun berada di Nabire ini dan sudah menjadi warga Indonesia.

Aksi tersebut diduga luput dari pengawasan pihak terkait sehingga aksi perusakan lingkungan di kawasan Kabupaten Nabire   kususnya di Nifasi masih terus berlangsung hingga saat ini.

Sementara saat awak media konfirmasi melalui pesan watsapp ke Kepala Kantor Imigrasi, Senin (4/4/22) Edward Infaidan mengatakan mengatakan, “Kalau ijin keimigrasian nya tidak  masalah dan masih berlaku karna itu KITAS ( Kartu Izin Tinggal Terbatas) bukan wisata.”

Namun yang menjadi keaneha adalah kenapa kalau sudah ada Kartu Izin Tinggal Terbatas masih tinggal di lokasi tambang dan di dalam hutan jika bukan untuk melakukan aktivitas penambangan.

Meski teriakan melalui media tentang masalah alat berat jenis escavator yang di Legari Kampung Nifasi sudah beberpa kali, namun teriakan tersebut tidak pernah di dengar oleh aparat kepolisian dan pemerintahan setempat yang harusnya lebih serius menangani permasalahan tersebut karena ulah big bos tambang yang diduga hanya mencari keuntungan di tanah Papua.

Masyarakat pun juga mendesak agar pihak terkait juga mengawasi secara ketat setiap WNA yang masuk ke daerah papua  karena mereka yang datang diduga hanya merusak hutan dan berdalih membuat jalan padahal mengambil kekayaan emas yang ada di Papua.

Penulis: USMANEditor: JOKO