Haedar Nashir : Tahun Depan Indonesia Harus Lebih Baik

Yogyakarta, Nusantarapos.co.id- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berharap bangsa Indonesia tahun depan harus lebih baik dalam tahun sebelumnya.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat mengggelar konferensi pers di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, (28/12).

“ Tahun depan harus lebih baik daripada tahun ini,” ujar Haedar Nashir di kantor PP Muhammadiyah, Cik Ditiro, Yogyakarta.

Haedar menjelaskan, kemajuan bangsa merupakan tujuan utama dari seluruh rakyat Indonesia. Selain itu Islam juga sangat memperhatikan tentang waktu.

”Waktu yang akan datang harus seksama kita hadapi bersama,” jelasnya.

Sementara itu, Ketika ditanya tentang perhelatan pemilihan Presiden (Pilpres) pada Pemilu tahun 2024, Haedar mengungkapkan, Muhammadiyah memandang Pemilu harus terlaksana sesuai jadwal sebagaimana komitmen Pemerintah, DPR, dan semua pihak.

“Hal positif, demokrasi kita tetap terjaga. Terkait dengan Pemilu 2024. Tutup buku di akhir tahun ini, tidak ada lagi suara-suara ingin menunda Pemilu,” ungkapnya.

Pemilu 2024 menurutnya, harus menjadi proses yang semakin mengokohkan demokrasi secara substansial, tidak sekadar jujur dan adil, tetapi juga menjunjung tinggi etika demokrasi. Di antara prinsip etika itu adalah tentang jaminan regulasi.

“Kepastian politik itu akan menciptakan stabilitas. Harus terlaksana sesuai jadwal dan hentikan berbagai macam pernyataan yang sifatnya spekulatif. KPU dan Bawaslu harus menjamin trust dan kepercayaan public dan jangan ini jadi alasan Pemilu belum siap, lalu minta penundaan,” tuturnya.

Isu lainnya adalah terkait dengan polarisasi masyarakat. Ia meminta semua pihak untuk menghentikan cara berpolitik yang memecah belah. Ada waktu 1,5 tahun untuk menciptakan prakondisi agar pembelahan politik tidak terjadi. Pengalaman pembelahan politik di tahun-tahun sebelumnya harus tutup buku.

Tahun 2023 harus bersama-sama menciptakan kondisi agar pembelahan politik itu tidak terjadi. Perbedaan itu hal yang alamiah. Oleh sebab itu,

“Semua pihak perlu memproduksi pernyataan-pernyataan dan energi-energi yang positif. Tuhan itu “mengikuti” prasangka kita. Jika prasangka kita positif dan konstruktif, maka insyaallah hasilnya juga akan positif,” pungkasnya. (AKA)