DAERAH  

Mahasiswa Polbangtan Malang Manfaatkan Bakteri Akar Bambu untuk Kesuburan Tanaman 

Proses Pembuatan Akar Bambu untuk Kesuburan Tanaman

TRENGGALEK, NUSANTARAPOS – Kusriadi mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang yang juga merupakan penyuluh di BPP Kecamatan Dongko memberikan edukasi tentang cara pembuatan PGPR AAR bambu dan triatmen PGPR benih padi di kelompok tani ngudi makmur Desa Pringapus.

Hal itu dilakukan untuk memberi wawasan dalam hal peningkatan IP 400, selain itu juga memberikan pemahaman bahwa akar bambu yang diketahui mengandung bakteri yang berguna untuk menunjang pertumbuhan tanaman dan menjaga agar tanaman tidak mudah terserang hama penyakit dimanfaatkan.

“PGPR atau plant Growth Promoting Rhizobakteri adalah bakteri yang tumbuh disekitar akar bambu yang diketahui bisa meningkatkan kesuburan tanaman,” kata Kusriadi, Kamis (3/8/2023).

Kusriadi juga menyampaikan bahwa PGPR adalah kelompok bakteri menguntungkan yang mengkolonisasi rizosfir lapisan tanah tipis antara 1-2 mm di sekitar zona perakaran. Aktivitas PGPR berpengaruh secara positif bagi pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Berdasarkan definisi, rizobakteri adalah kelompok bakteri  yang memiliki kemampuan mengikat atau memfiksasi nitrogen bebas dari alam. Nitrogen bebas tersebut selanjutnya diubah menjadi amonia kemudian disalurkan ke tanaman.

“Apalagi cara pembuatan PGPR sangat mudah dan dengan bahan yang ada disekitar kita, maka dapat membantu para petani,” ungkapnya.

Dijelaskannya, untuk pembuatan PGPR sendiri alat yang harus disiapkan berupa akar bambu 250 gr dan untuk larutan inang sebanyak 1 liter juga botol kaca. Cara pembuatannya akar bambu dibersihkan dengan air sampai tanahnya hilang. Setelah bersih dipukul dengan bambu sampai memar.

Selanjutnya, masukkan kedalam wadah dan diisi dengan 2 liter air, lalu tutup rapat dengan palastik hitam dan diikat dengan karet. Simpan di tempat sejuk dan jangan dibuka selama 5 – 7 hari dan biang yang sudah siap pakai memiliki ciri berbau busuk.

“Sedangkan PGPR untuk perlakuan benih yakni benih yang dibeli dari toko dan diduga mengandung pestisida dicuci dahulu sampai bersih 3-4 kali,” ucapnya.

Kemudian di tambahkan Kusriadi selanjutnya benih direndam dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml per liter air selama 10 menit hingga 8 jam tergantung jenis benihnya. Kemudian dikering anginkan di tempat yang teduh sebelum dilakukan penanaman/persemaian.

Penggunaan PGPR ini diharapkan dapat membantu petani karena dapat mengurangi pemakaian bahan kmia sehingga tidak menimbulkan residu disamping itu bahan yang digunakan untuk membuat PGPR cukup mudah diperoleh.

“Manfaatnya, PGPR juga dapat berperan sebagai kompos dan mempercepat pengomposan,” tuturnya.

Kusriadi juga menerangkan ada beberapa jenis PGPR yang dapat berguna untuk tanaman, antara lain; Bacillus sp, Pseudomonas putida, dan Actinomycetes.

Bakteri yang termasuk dalam kelompok PGPR biasanya hidup di perakaran tanaman dan hidupnya berkoloni menyelimuti akar tanaman.

Bakteri-bakteri tersebut akan hidup dan bertukar udara, unsur hara, dan lain sebagainya yang dapat membantu pertumbuhan tanaman.

“PGPR yang bersumber dari akar bambu mengandung bakteri Pseudomonas flourencens dan bakteri Bacillus polymixa yang berperan aktif dalam proses fermentasi,” jelasnya.

Wartawan : Rudi
Publisher: Joko