BUDAYA  

Budaya Wayang Beber Perlu Dilestarikan

PACITAN,NUSANTARAPOS,- Wayang beber yang merupakan budaya bangsa dari Kabupaten Pacitan yang diduga berasal dari bentuk relief-relief dari Candi Panataran.

Dari bentuk relief ini terdiri 6 gulungan dimana ada 4 jagong untuk memperkuat jalan cerita.

Jika dilihat, wayang beber dari Pacitan dan Gunungkidul baik dari segi lahirnya wayang tidak lepas dari kerajaan Majapahit dimana Sunan Kalijaga saat itu lahir sehingga budaya tersebut diadopsi dari budaya Hindu dengan Islam.

Dengan adanya wayang beber inilah kemudian muncul wayang lain seperti wayang purwo dimana wayang buleber dibuat dari kertas daluang yang diambil dari Ponorogo.

Sementara kondisi wayang beber saat ini gulungan 1, 2 pada pisisi jagong 1,2 dan 3 kondisinya sangat mengkhawatirkan dimana gulungan 1,2 untuk pertunjukan sehingga akan mudah hilang ataupun rusak sehingga akan mempengauhi visual wayang beber.

Sedang kondisi produksi yang terbuat dari kerta daluang yang diambil dari kulit kayu yang dipotong-potong dan ditumpuk sehingga menjadi kertas.

Dalam upaya menjaga kelesatrian kebudayaan wayang beber yang berasal dari Kabupaten Pacitan ini, peneliti dan pemerhati budaya Kabupaten Pacitan bekerjasama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Timur mengadakan diskusi publik di Golden Star Pantai Teleng Ria Pacitan.

Nuryahman, dari Balai Pelestarian Kebudayaan Jatim dalam sambutannya mengatakan, “Wayang beber sudah ditetapkan sebagai harta warisan tak benda adalah menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama bagaiamana kita menjaga dan merawat budaya tersebut.”

Dirinya berharap setidaknya acara ini dapat mengawali ekosistem terus berlanjut sehingga tidak punah ditelan waktu.

Sementara itu Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Endah Budi Heryani menjelaskan bahwa ada 4 kegiatan yang difokuskan. “Kami sudah membukakan jalan untuk menduplikatkan wayang beber yang asli dan nanti anggarannya kita bantu karena dalangnya nanti juga akan dilakukan oleh beberapa dalang agar wayang beber tersebut lestari,” terngnya.Sedang Turmudi Kepala Dinas Pariwisata, Olahraga dan Budaya Kabupaten Pacitan berharap ke depan Pacitan secara kebudayaan ada satu alkuturasi ada kebudayaan tersendiri.(Joko)