PEMILU  

Unik, Kampanye Dari Posyandu Ke Posyandu Sosialisasikan Program

PACITAN, NUSANTARAPOS ,- Caleg milineal Lutfi Rohmah Aini SE, MSC , Partai Amanat Nasional, saudari Lutfi muncul bagaikan ‘Sinar Matahari’ Untuk Menerangi semua ketimpangan , ketidakadilan.

Pemberdayaan perempuan memang perlu, Anak dan ‘Generasi Z’. Lutfi masuk daerah Pemilihan 1 Pacitan- Pringkuku no urut 6 , Dengan Rajinnya kewilayah pemilihanya’ bertemu , dan bersilaturahmi ada hal yang sangat mendasar tentang perhatian terhadap Anak, maupun remaja putri.

“Harus di dilakukan pembinaan, perhatian karena mereka adalah calon Generasi Bangsa, yang kelak akan menggantikan Peran wanita diposisi- posisi strategis saat ini ‘Stanting’ kekurangan gizi, dan Bumil (ibu hamil) menjadi perhatianya, scala prioritas.” ujar Lutfi

Perhatianya di lintas pos yandu sebelum nyaleg sudah kerab dia lakukan, karena kegiatan Pileg waktunya singkat , dan masih ada wilayah yang belum dia jangkau , maka bila dia terpilih, akan lebih aktif , program posyandu sebetulnya juga diperuntukkan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur.

“Berupaya untuk menyediakan layanan yang dibutuhkan masyarakat, seperti perbaikan gizi dan kesehatan, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, hingga ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial.” jelasnya

Dirinya ingin membuka situasi saat ini maunya seperti ibu kartini, soal dukungan karna dia banyak terlibat di basis- basis kelompok , sosial dan keilmuan yang selama ini diatekuni, itu yang mendukung dan mendorong lutfi bergerak maju . Disaamping itu dia melihat kurangnya tokoh dan politisi wanita untuk berjuang dan berteriak tentang pemberdayaan wanita yang bergerak dibidang UMKM.

Kalau dilihat tujuan nyaleg inginya mengawal 5 program :
1.Meningkatkan pelayanan dan sarpras posyandu
2.Beasiswa sekolah setiap keluarga kurang mampu
3.Perpustakaan Mini setiap Dusun
4. Meningkatkan pemantauan gizi, posyandu berperan penting dalam mencegah risiko stunting
5. Lokasi posyandu mudah dijangkau masyarakat, mulai dari lingkungan desa atau kelurahan hingga RT dan RW.

“Kusus perlindungan perempuan dan anak dimana saat ini kita ingin mengetahui fenomena buliying yang terjadi terkait anak -anak.” katanya.

“Kalau perempuan, seperti yang saya monitor bagi ibu -ibu pekerja pabrik yang menyusui ada kalanya butuh ruang laktasi, dimana dia harus mompa asinya, sarana sanitasi kamar mandi pria wanita dipisahkan jadi privasinya semakin terjaga sehingga nyaman.” ungkapnya.

“Sangat miris melihat diberita, tapi kalau di Pacitan kurang begitu tersiarkan bahkan kemudian hilang. Nasib pendidikan banyak anak- anak kecil sekolahnya putus bahkan ikut orang tua tani , kerja, ada yang ikut orangtua cari ikan di pantai.” keluh lutfi

Masih menurutnya, sangat disayangkan saat ini kita mengetahui yang namanya wajib belajar minimal 12 tahun . Jaman sekarang tehnologi sudah maju , kita tidak bisa mematok sampai SMP, kita perlu membantu beasiswa bagi yang tidak mampu.

Perlu digaris bawahi, Demokrasi yang mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki maupun perempuan atas dasar prinsip persamaan. Dalam semua wilayah tataran kehidupan publik menerima dalam posisi pengambilan keputusan. (Mujahid)