Komisi A DPRD DIY Gelar FGD Pemetaan dan Proyeksi Percepat Penanganan Covid19 DIY

Yogyakarta, Nusantara pos.co.id – Koordinasi antar lembaga yang terjalin baik bisa memperkuat sinergi dalam upaya bersama tangani dampak Covid-19.

Langkah bersama tersebut butuh kedisiplinan dan dukungan masyarakat luas dalam upaya melaksanakan strategi penanganan dampak penyebaran wabah.

Ada kebutuhan pemetaan dan ketersediaan data yang akurat untuk menjalankan strategi kebijakan pemerintah bersama stake holder terkait secara efektif dan tepat sasaran.

Beberapa poin tersebut mengemuka saat rapat kerja Komisi A DPRD DIY dengan unsur ahli penanganan wabah dari Gugus Tugas Covid-19 Univeritas Gadjah Mada.

“Pemetaan yang benar serta data yang akurat akan membuat langkah langkah yang diambil menjadi strategis dan efisien serta tepat sasaran. Prediksi para ahli akan sangat membantu dalam mengantisipasi penyebaran wabah, bagi semua elemen yang ada,” ujar Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDIP, Selasa (7/4) usai FGD Komisi A di DPRD DIY.

Eko menjelaskan, saat FDG dihadirkan juga para ahli dan pemda untuk bersama lakukan pemetaan dan proyeksi guna percepatan program penanganan Covid19 di DIY.

“Kita beradu cepat dengan waktu yang terus berjalan. Kita dukung penuh pemerintah kerja keras, kita juga ajak masyarakat disiplin tinggal dirumah dan menjaga kebersihan dan kesehatan,”jelasnya.

Di dalam kesempatan rapat kerja ini, Komisi A DPRD DIY menghadirkan Riris Andono Ahmad, pakar kesehatan masyarakat dari UGM juga BPBD DIY.

Eko menyebutkan, dalam mengantisipasi dampak bencana, DIY memiliki kapasitas pengalaman penanganan bencana alam, seperti bencana gempa bumi Bantul, erupsi Merapi dan penanganan dampak badai cempaka serta wabah flu burung yang dihadapi oleh peternak.

“Guna mengatasi dampak Covid-19, kita butuh data terpadu juga pemetaan agar langkah strategis penanganan dampak efektif dijalankan. Selanjutnya sinergi dan kokaborasi antar lembaga serta disiplin masyarakat akan sangat membantu kita dalam melakukan pencegahan dan penanganan Covid19 di DIY,” kata dia.

Pakar Kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad menyebutkan, ada sejumlah langkah strategis yang perlu dijalankan secara konsisten.

Pertama, merekomendasikan kebijakan social distancing yakni mendorong implementasi kebijakan moderate social distancing di daerah yang belum masuk kategori red zone.

Kedua, menerapkan kebijakan maximum social distancing atau karantina wilayah di daerah redzone.

Rekomendasi kebijakan ialah skrining dan diagnosis yaitu meningkatkan kapasitas skrining dan diagnosis minimal 10 kali lipat dari yang ada saat ini.

“Hal yang penting lain adalah soal kapasitas layanan kesehatan yakni membangun fasilitas isolasi atau karantina non rumah sakit untuk memisahkan pasien yang butuh perawatan dari fasilitas umum,” ujarnya.

Kebijakan meningkatkan kapasitas rumah sakit strategis dijalankan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien yang memerlukan perawatan intensif.
Guna melindungi dan mencegah paparan virus, petugas kesehatan yang memiliki resiko tinggi terpapar Covid-19 maka upaya penyediaan alat pelindung diri (APD) harus dipastikan.

“Memastikan kecukupan APD bagi tenaga medis untuk dapat menangani jumlah pasien yang meningkat,” kata Riris Andono Ahmad.

Kepala BPBD DIY Biwara Yuswantara, yang juga merupakan Tim Gugus Tugas Covid 19 menegaskan bahwa timnya sudah mendisain langkah langkah penanganan nya sesuai dengan protap yang ada dan kewenangan nya.

“Tim BPBD DIY telah menetapkan prosedur yang baik dan benar dalam setiap penanganan kasus Covid-19 di DIY. Mulai dari penyempprotan hingga penanganan korban meninggal,” tutur Biwara. (AKA).