HUKUM  

Destita: Semua Pihak Aktif Mencegah Terulangnya Bullying di Sekolah

JAKARTA, NUSANTARAPOS – Bullying anak di bawah umur pada siswi Sekolah Dasar (SD) beberapa waktu lalu yang viral beredar luas di Kabupaten Bengkulu Utara. Video berdurasi 29 detik tersebut terlihat para siswi sedang melakukan aksi bullying kepada salah satu siswi.

Beredarnya video yang menunjukkan terjadinya aksi bullying di sebuah Sekolah Dasar di Kabupaten Bengkulu Utara yang dilakukan tiga orang siswi terhadap salah satu teman mereka di dalam kelas. Kendati demikian setelah diselidiki pihak sekolah ternyata peristiwa tersebut merupakan aksi para siswi untuk membuat konten TikTok.
Hal yang dilakukannya ini tetaplah harus mendapatkan perhatian serius bagi sekolah, orang tua, masyarakat, dinas dan juga aparat keamanan.

Dalam hal ini Apt. Destita Khairilisani S.Farm. M.SM selaku Ketua Srikandi Tenaga Pembangunan (TP) Sriwijaya Provinsi Bengkulu melihat aksi yang dilakukan para siswi tersebut merupakan gambaran jelas bahwa bullying masih terjadi di sekolah.

Menurutnya, para siswi tersebut membuat konten tiktok dengan ponselnya kemungkinan terinspirasi apa yang mereka alami ataupun mereka saksikan dalam kesehariannya di sekolah ataupun lingkungannya.

“Adanya Kekerasan fisik seperti terlihat dalam video yang vital berdurasi 29 detik tersebut mencerminkan bahwa ada yang tidak beres pada anak-anak di sekolah,” imbuhnya, saat dijumpai di sela kesibukannya, Sabtu (23/7/2022) sore.

“Mestinya anak-anak menunjukkan partisipasi mereka ikut mencegah terjadinya bullying di sekitar mereka, bukan justru ikut menunjukkan bagaiman peristiwa itu terjadi sehingga menjadi contoh anak-anak lain untuk melakukan perbuatan buruk ini,” ujarnya.

Bullying yang dilakukan menimbulkan efek buruk pada anak-anak. Korban bullying biasanya kehilangan atau memiliki rasa percaya diri yang rendah menyebabkan mereka merasakan depresi ataupun tekanan hebat. Beberapa korban bullying mengalami tekanan fisik dan/atau emosional sebagai akibat dari bullying di sekolah. Remaja yang mengalami bullying kemungkinan mengalami depresi kedepannya.

Efek lainnya, beberapa anak dapat menjadi korban bullying yang lama, yang terjadi beberapa kali dalam seminggu dan menyebabkan anak-anak ini tidak masuk kelas. Pihak sekolah harus turun tangan dan menyelesaikan kasus-kasus perundungan kronis untuk mencegah bahaya jangka panjang yang dapat berpengaruh pada kehidupan masa depan dari anak-anak.

Berkaitan dengan video peristiwa bullying di salah satu sekolah di Kabupaten Bengkulu Utara tersebut, Pengurus Srikandi TP Sriwijaya Provinsi Bengkulu meminta dengan serius semua pihak yang terkait untuk aktif mencegah terulangnya bullying di sekolah-sekolah dan juga lingkungan sekitar, supaya anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pihak yang dimaksud adalah, Pertama pihak sekolah. Guru dan semua pihak sekolah perlu menyadari bahwa meskipun bullying umumnya terjadi di area seperti kamar mandi, taman bermain, lorong yang ramai, dan angkutan sekolah serta melalui telepon seluler dan komputer, hal ini tetap harus ditanggapi dengan serius. Pihak sekolah harus menekankan pada anak-anak didiknya bahwa menceritakan bullying yang dialami bukanlah mengadu. Jika seorang guru mengamati intimidasi di dalam kelas, dia perlu segera turun tangan untuk menghentikan dan melakukan penyelidikan lebih jauh.

Selanjutnya yang kedua adalah orang tua. Anak-anak mungkin tidak selalu bersuara ketika di bullying amati jika mereka memiliki tanda-tanda seperti pakaian robek, ragu-ragu untuk pergi ke sekolah, nafsu makan berkurang, mimpi buruk, menangis, atau depresi dan kecemasan umum. Lakukan percakapan terbuka di mana Anda dapat mempelajari apa yang sebenarnya terjadi di sekolah sehingga Anda dapat mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki situasi. Selesaikan masalah ini dengan bekerjasama dengan pihak sekolah.

Orang tua pun harus memberi pemahaman pada anak-anak bahwa perilaku bullying adalah perbuatan tercela dan tidak boleh dilakukan. Siswa juga dapat aktif mencegah jika terjadi bullying di sekolah. Mereka dapat melaporkan pada pihak sekolah maupun kepada orang tua. Siswa pun diajari untuk tidak membalas perilaku bullying dengan perbuatan yang sama. Perlunya menghindari menyendiri supaya tidak menjadi korban intimidasi dari temannya.

Yang ketiga adalah masyarakat. Masyarakat harus menunjukkan sikap dan perilaku yang baik terhadap sesama yang dapat menjadi teladan bagi anak-anak di sekitar. Perilaku anak-anak lebih sering mengikuti apa yang mereka lihat pada orang-orang di sekitarnya. Masyarakat jug berkewajiban untuk mencegah dan  menghentikan perundungan yang terjadi sehingga tidak sampai terulang kembali. Pendidikan bagi anak-anak adalah tanggung jawab kita semua, sekolah, orang tua, dan masyarakat yang merupakan lingkungan dimana anak-anak berada.

Terkhusus dalam memperingati Hari Anak Nasional ini Destita bersama Srikandi Srikandi, khususnya Srikandi di seluruh kota/kabupaten di Provinsi Bengkulu berharap semua pihak terkait dapat menyelamatkan anak anak dari bullying dan menjadikan anak anak menjadi anak yang maju, sejahtera dan hebat. (Guffe).