Cara Bertransaksi yang Positif, Kreatif dan Aman di Internet

Jawa Tengah, Nusantarapos.co.id –
Pengguna internet di Indonesia pada Februari 2022 menurut We are Social Hootsuite jumlah 204,7 juta pengguna, atau 73,7% dari total populasi penduduk, dan naik 2,1 juta (1%) dari tahun sebelumnya.

Dr Dwiyanto Indiahono, M.Si mengatakan, jumlah pengguna internet di Indonesia yang sangat signifikan. Agar tidak memberikan dampak tidak baik, maka diperlukan pembekalan literasi digital kepada masyarakat.

“Pembekalan literasi digital agar masyarakat cakap saat mengakses, mencari, menyaring, dan memanfaatkan setiap data dan informasi yang diterimanya dan didistribusikan kembali ke berbagai platform digital,” kata Dwiyanto di acara diskusi daring bertema “Positif, Kreatif dan Aman di Internet” yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia, Selasa (28/3/2023).

Pengurus pusat IAPA ini melanjutkan, pengguna internet di Indonesia didominasi oleh Gen Z dan kaum milenial, yaitu masing-masing sebesar 29,17 juta jiwa (10,88%) dan 69,38 juta jiwa (25,87%).

Menurut anggota Associate Professor Administrasi Publik Universitas Soedirman (Unsoed) ini, individu yang cakap bermedia digital mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, juga mampu mengoperasikan sebagaimana mestinya mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan, dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, maupun transaksi digital.
Untuk pengguna media sosial (medsos), Dwiyanto menyarankan agar memahami kelebihan dan kekurangan medsos yang digunakannya itu.

Dia mencontohkan, Facebook kelebihannya memiliki jumlah pengguna terbanyak di dunia, namun kekurangannya penggunanya terlalu heterogen sehingga informasi yang muncul terlalu beragam.

“Kalau Instagram kelebihannya memiliki fitur menarik untuk meningkatkan kualitas gambar maupun video yang diunggah, tapi jenis unggahannya hanya sebatas gambar dan video,” jelasnya.
Sedangkan Twitter, mendistribusikan informasi dengan cepat dan ringkas. Tapi, karakter hurufnya dibatasi.
“Kalau YouTube menyajikan informasi berupa video dengan durasi yang tidak terbatas, tapi kontennya beragam dan terlalu banyak Pop Up iklan,” sambungnya.

Lalu, Dwiyanto menjelaskan langkah-langkah dasar yang harus dilakukan agar tidak keliru saat bertransaksi melalui lokapasar. Pertama, temukan produk yang diinginkan dengan menjelajahi beberapa kategori dan subkategori dengan menggunakan fitur pencarian. Kemudian pilih produk seperti yang diinginkan.
“Jika ingin membuat penawaran dengan penjual, kebanyakan lokapasar menyediakan fitur chat untuk memudahkan pembeli berkomunikasi langsung dengan penjual,” ujarnya.

“Setelah klik ikon ‘Keranjang’, pembeli harus menentukan pilihan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke proses ‘Checkout’. Dan, Anda memiliki voucher dan bonus-bonus lainnya dapat digunakan untuk mengurangi total biaya yang dikeluarkan. Lalu klik ‘Checkout’,” sarannya.

Dwiyanto juga menyarankan, pada halaman ‘Checkout’, pastikan alamat pengiriman sudah benar, kemudian pilih jasa dan tentukan waktu pengiriman. Berikutnya, pilih metode pembayaran.

“Apabila pembayaran sudah berhasil, pembeli akan mendapatkan konfirmasi dari lokapasar secara langsung. Beberapa lokapasar juga menyediakan fitur ‘Hubungi Penjual’ jika pembeli masih ingin bertanya,” terangnya.

Dwiyanto menyebutkan, kita dapat mencapai kecakapa digital jika tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital.

Pembicara lainnya,Yusuf Mars, Pemimpin Redaksi Padasuka TV mengatakan konten edukatif bisa dilakukan oleh siapa pun.
Katanya lagi, arus informasi yang datang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, dan ini menjadi tantangan bagi masyarakat saat ini dengan kemampuannya untuk mencerna informasi yang masuk. Dia mewanti-wanti, hoax sangat berbahaya di era digital.

Karena itu, digital safety sangat diperlukan. Yang dimaksud digital safety adalah kemampuan individu mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Yusuf memberitahu langkah-langkah cara mencegah cyber crime yaitu menjaga keamanan email. Katanya, email menjadi salah satu sasaran dari kejahatan berbasis teknologi, karena itu keamanannya harus benar-benar dijaga.
“Agar email kita tidak diretas lakukan pengecekan virus yang ada di komputer dan smartphone secara rutin dan waspada dengan social engineering yang dilakukan melalui email. Lindungi kata sandi, jangan beritahu ke siapa pun. Juga rutin melakukan update OS dan aplikasi,” kata Yusuf.

Sedangkan untuk menjaga keamanan akun medsos, dia memberitahukan cara-caranya yakni batasi informasi pribadi yang dipublikasikan di medsos, seperti nama anak, nama sekolah, dan nama hewan peliharaan.

“Karena informasi pada profil utama Anda dapat menjadi jawaban untuk memeriksa pertanyaan yang digunakan untuk otentifikasi,” terangnya.

Yusuf menyarankan agar segera melaporkan aktivitas mencurigakan atau spam ke situs medsos yang digunakan untuk mengontak Anda. Spam dapat muncul dalam bentuk postingan, pesan, email, atau permintaan pertemanan.

Langkah berikutnya, mengganti kata sandi dan laporkan aktivitas mencurigakan jika merasa ada orang lain yang telah mengakses akun Anda.

“Jika Anda yakin sedang menjadi target di platform medsos apa pun, segera laporkan ke medsos tersebut, misalnya Facebook, Linkedln, Twitter, Snapchat, dan Instagram akan memberikan instruksi spesifik tentang cara melakukannya,” sarannya.

Yusuf menyarankan lagi, jangan cepat percaya terhadap orang baru dikenal di dunia maya. Jangan tergiur iming-iming dan janji-janji manus. Cek dulu kebenarannya dan cari tahu informasi yang sebanyak-banyaknya. “Rahasiakan data pribadi Anda kepada orang yang tidak dikenal,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas DIKPORA Kabupaten Bantul Drs. Isdarmoko, M.Pd., M.MPar mengatakan jika digunakan sebagaimana mestinya, internet dapat digunakan sebagai sumber berbagai informasi.

Katanya lagi, negara yang menguasai internet dan digunakan secara bijak dipastikan akan menjadi negara yang maju. “Teritama dalam bidang riset, pendidikan, administrasi, sosialisasi, networking, dan bisnis,” katanya.

Di Indonesia, kata Isdarmoko, rata-rata orang menggunakan internet selama 7 jam 42 menit setiap harinya. Selain itu, 98,3% pengguna internet di Indonesia mengunakan telepon genggam (handphone).
Dia mengingatkan, dalam berinternet masyarakat harus beretika. Karena, dalam ruang digital akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural. Dengan begitu, interaksi antar budaya dapat menciptakan standar baru tenteng etika.

“Kita harus menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, tapi dengan karakter manusia sesungguhnya,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia menggelar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), salah satu programnya adalah #MakinCakapDigital.

informasi mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.