GajiGesa Hadirkan Solusi Mengatur Finansial Karyawan secara Transparan

Jakarta, Nusantarapos – Menghadapi krisis di tengah pandemi COVID-19, platform penunjang finansial karyawan GajiGesa menghadirkan solusi bagi perusahaan agar dapat memberikan gaji karyawan lebih awal tanpa mengganggu arus kas perusahaan.

Platform GajiGesa yang didirikan pada tahun 2020 oleh Vidit Agrawal dan Martyna Malinowska ini menyediakan akses ke Earned Wages (EWA) dimana pekerja dapat menerima pembayaran pro-rata lebih awal dari perusahaan.

Sebagai informasi, EWA bukan merupakan dana talangan oleh perusahaan, namun merupakan merupakan pembayaran kepada karyawan berdasarkan hasil jam kerja dan merupakan hak karyawan atas kerja kerasnya.

Kelebihan utama menggunakan Gajigesa bagi karyawan adalah fleksibilitas yang ditawarkan dan dapat diakses kapan saja di mana saja dan secara real-time.

Vidit Agrawal, Co-Founder GajiGesa mengungkapkan, misi utama dari GajiGesa adalah menciptakan ekosistem yang menguntungkan perusahaan dan karyawan. Tujuan utamanya adalah mendapatkan kas yang sehat dan menjaga kestabilan perusahaan.

Sedangkan keuntungan bagi karyawan adalah mendapatkan gaji lebih awal hingga dapat mengurangi ketergantungan karyawan terhadap pinjaman tenor pendek ataupun rentenir untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya.

“Prinsip utama kami adalah menciptakan nilai tambah yang kongkrit di lapangan, kami ingin menciptakan dampak positif bagi pekerja terutamanya para karyawan yang bekerja secara gigih namun tidak pernah mendapatkan credit scores oleh lembaga finansial atas usaha dan waktu yang mereka luangkan,” kata Vidit Agrawal, Co-Founder GajiGesa dalam diskusi virtual, Rabu (28/7/2021).

Senada dengan Vidit, riset GajiGesa mengungkapkan bahwa 60% karyawan dalam sepuluh tahun terakhir di Indonesia lebih memilih untuk mengajukan pinjaman kepada lembaga keuangan informil atau yang lebih dikenal sebagai rentenir terutamanya pegawai yang memiliki pendapatan dibawah 10juta Rupiah lebih rentan untuk mengajukan pinjaman kepada rentenir.

“Bunga pinjaman di sektor informal di Indonesia sangat tinggi dan dapat mencapai hingga 28% perbulan dan lebih dari 300% pertahunnya, dan dapat mencapai lebih di beberapa daerah di Indonesia,” terang Martyna Malinowska, Co-Founder GajiGesa.

Melihat keadaan tersebut, Ade Yuanda Saragih, Country General Manager GajiGesa Indonesia menungkapkan bahwa potensi well-tech di Indonesia sangat besar terutama di kondisi pandemi dimana perusahaan ingin memberikan benefit yang lebih bagi karyawannya.

“Kehadiran pihak ketiga yang dapat memberikan solusi bagi perusahaan yang ingin memberikan manfaat yang lebih kepada karyawannya agar karyawan merasa nyaman dan bekerja di perusahaan tersebut,” kata Ade.

Potensi pertumbuhan welltech juga didukung oleh kebijakan-kebijakan strategis yang diambil oleh pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia akan selaras dengan pertumbuhan bisnis GajiGesa.