DAERAH  

Prof. Sudiono: Ketahanan Pangan Ibarat “Mangkok dan Sendok”

PACITAN,NUSANTARAPOS,,-Masyarakat Pacitan tidak perlu khawatir adanya ketahanan pangan. Menurut analisa Riset BPTP berubah signifikan. Untuk Jawa Timur, prediksi berdasarkan data yang ada, sesudah covid akan aman sampai akhir bulan Desember, akan ada surplus stok beras Jawa Timur itu 3,9 juta ton.

Hal itu tidak menutup beberapa kemungkinan terjadi, perubahan iklim atau lainya tentu harus menjadi pertimbangan yang serius. Tidak berhenti dengan hitung-hitungan keberhasilan panen raya saja, adanya covid-19 masyarakat harus selalu waspada.

Mengenai ketahanan pangan, Prof Sudiono ketika ditemui ( 2/8/2020) menyampaikan, “Sementara ini kalau saya perhatikan pangan itu dianalogkan dengan beras, bahkan itu identik dengan nasi, padahal sesunguhnya asupan agar mendapatkan gizi yang sehat, dengan sehat lni kemudian membuat orang bisa berbuat sesuatu, apalagi dimusim wabah covid-19, imunya harus kuat supaya orang bisa tetap melakukan aktifitas. Pangan dalam hal ini ya segala sesuatu yang menjadikan badan sehat. Jadi tidak harus beras tapi jenis -jenis pangan lain, misalnya sayuran, buah-buahan ini menjadi pangan, ya itulah kemudian menurut kami keragaman itu yang namanya ketahanan pangan.

Sudiono menambahkan, “Pangan itu merupakan kebutuhan dasar karena sesuatu yang tidak boleh tidak, tidak ada diskusi lagi masalah pangan karena tanpa pangan tidak mungkin, itu kewajiban hakiki, maka kalau ada musim padi tanaman tidak cocok, ya harus ada alternatif lain.”

Senada soal ketahanan pangan, sebelumnya (20/7/2020) Bupati Pacitan Indartato pernah menyampaikan harapanya , musim dampak Covid-19 yang kurang lebih sudah 4 bulan ini tidak berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Hal itu diyakini dengan bukti semangatnya para petani panen raya dengan lahan 7000 hektar . (MJ)