Sultra Masuki Usia ke 57 Tahun, Farisi : Pembangunan Harus Lebih Dioptimalkan

Politisi Partai Golkar Abdul Rahman Farisi.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memasuki usia yang ke-57 tahun pada 27 April 2021 lalu. Di usia tersebut masih ada beberapa yang belum optimal dalam hal pembangunan infrastruktur maupun sumber daya manusianya.

Menurut politisi Partai Golkar Abdul Rahman Farisi, selama ini pembangunan yang ada di Sultra sudah ada yang mencapai target dan ada yang perlu dioptimalkan lagi.

“Saya melihat pembangunan infrastruktur ekonomi misalnya sektor pertanian, perikanan, dan kemudian pertambangan lebih memberi pengaruh pembangunan ekonomi lokal itu juga menjadi tantangan tersendiri,” katanya seusai menghadiri Diskusi Hybrid 57 Tahun Sulawesi Tenggara dengan tema “Capaian dan Tantangan Masa Depan” di Balakenam Dapoer Rakyat, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (30/4).

Terkait pembangunan infrastruktur, kata Rahman, perlunya efektifitas seperti menekan biaya logistik, menekan biaya angkut barang, dan menekan biaya mobilitas agar lebih optimal.

“Untuk pembangunan ekonomi seperti pertanian dan perikanan, saya melihat bagaimana kita bisa meningkatkan produktivitas petani agar pertanian produktivitasnya meningkat. Produksi pertanian meningkat otomatis petani sejahtera, sama juga halnya dengan nelayan,” ujar Abdul Rahman.

Gubernur Sultra, menurut dia, kedepannya harus berpikir mengoptimalkan pembangunan yang selama ini ada campur tangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Pertambangan merupakan tantangan dari Sultra kedepannya menurut Abdul Rahman. Seperti kemarin dengan adanya kejadian Tenaga Kerja Asing (TKA) yang masuk, masyarakat juga harus ikut berperan masuk kedalamnya.

“Kita berpikir agar masyarakat itu mau masuk kedalamnya contohnya sebagai pelaku usaha yang dia punya kemampuan. Jangan sampai mereka masuk tidak siap dan jangan jadikan suasana sekedar heroik tapi juga fungsional,” jelas putra asli daerah Sultra ini.

Mengenai pariwisata yang ada di Sultra perlu, menurut dia juga perlu dioptimalkan. Sultra sudah punya Wakatobi, tapi harusnya bisa menjadi pintu masuk pariwisata nasional.

“Karena selama ini kurang optimalnya kreativitas membuat event wisata. Tapi, selama pemerintah pro-aktif mendorong dan memanfaatkan penduduk lokal itu merupakan kesiapan yang sudah diantisipasi,” tutur Farisi.

Provinsi Sulawesi Tenggara yang sudah 57 tahun, Rahman menghimbau pemerintah dan masyarakat jangan cepat puas dengan apa yang sudah dicapai.

“Setiap pejabat politik punya kewenangan dan tanggung jawab kepada masyarakat, itu menjadi penting ke depan agar Sulawesi Tenggara menjadi terdepan. Tidak hanya sekedar daerah yang menjadi gerbong pembangunan, tetapi juga lokomotif pembangunan untuk Indonesia yang lebih maju,” pungkasnya.

Dalam diskusi virtual itu dihadiri oleh Walikota Walikota Baubau AS Tamrin,Bupati Konawe Utara Ruksamin, Mayjend TNI (Purn) Andi Sumangerukka dan puluhan peserta lainnya.