DESA  

Kemensos Memenuhi Kebutuhan Penyandang Tunanetra Dengan Kirim Bantuan Program ATENSI

JAKARTA, NUSANTARAPOS – Mentari baru beranjak sepenggalan galah. Cuitan burung di pepohonan rindang seakan menyapa jiwa yang butuh melepas lelah dengan relaksasi pijat di Dusun Sidawa, Desa Tamanbali, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Disamping sebuah Pura, sebuah plang sederhana berdiri agak miring, terpampang tulisan *DEWA MADE ALIT*, Pijat Tuna Netra yang berjarak 200 meter, lengkap dengan panah penunjuk lokasi layanan jasa pijat.

Siapa sangka, dibalik pijat tuna Netra dengan nama _Sport Message_ ada kisah perjuangan dari pasangan suami-istri (pasutri), yaitu I Dewa Made Alit dan Ni Nyoman Ariasih yang gigih merajut asa masa depan.

I Dewa Made Alit adalah pria asli dari Kabupaten Bangli, sedangkan Ni Nyoman Ariasih wanita asal Kabupaten Karangasem yang dipertemukan saat sama – sama menimba ilmu di Sentra Mahatmiya di Badung Bali yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Di tengah keterbatasan, keduanya memutuskan menikah dan untuk menghidupi keluarga dengan membuka usaha pijat tuna Netra di bangunan 5 x 3 meter yang di dalamnya ada dua ranjang dan masing-masing dilengkapi bantal dan guling dengan seprei biru muda serta dipisah tirai gorden biru muda sebagai tempat melayani para pasien.

Sebuah kipas angin sebagai penyejuk ruangan, rak, lemari, handuk, jemuran kecil, gantungan menjadi pelengkap di ruangan jasa pijat yang ditawarkan oleh kedua pasutri tuna Netra tersebut.

“Di sini tersedia layanan _sport massage_ dan shiatsu _massage_ . Sport massage menggunakan minyak dan tidak pakai baju, sedangkan shiatsu massage mengenakan baju saat dilakukan layanan pjiat,” ujar Nyoman.

Untuk mengembangkan usaha pijat, Kemensos melalui Ditjen Rehabilitasi Sosial memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), 2 tongkat penuntun adaptif, 2 HP berbicara, pemenuhan hidup layak serta kewirausahaan dengan total lebih dari 23 juta rupiah.

Selain itu, dari Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial juga memberikan bantuan sosial pemberdayaan dengan merenovasi tempat pijat agar menjadi lebih nyaman dengan total lebih dari 22 juta rupiah yang diharapkan bisa membantu dan mendukung usahanya.

Dengan dialek Bahasa Bali yang kental, Nyoman pun bercerita, ia merasa bangga semua bantuan termasuk peralatan di tempat pijat Netra usahanya dikirimkan langsung Menteri Sosial Tri Rismaharini beberapa waktu lalu, bahkan bangunan untuk tempat usahanya juga diberikan oleh Kemensos.

“Pelanggan sebelumnya per bulan rata – rata 15 orang, tapi setelah mendapat bantuan dari Kemensos pelanggan bertambah jadi 40 orang. Senang sekali mendapat bantuan, dan saya mengucapkan terima kasih pada ibu Mensos dan jajarannya,” ungkap Nyoman.

Di tengah segala keterbatasan yang memang sudah menjadi takdir, kedua pasutri bertekad baja untuk tidak meratapi dan halangan menjadi pelecut untuk bisa mengukir prestasi dengan berdiri di atas kaki sendiri.

Kegigihan, kerja keras, dan mau berubah selalu menjadi ‘mantra’ Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk memotivasi bagi para penerima manfaat maupun penerima bantuan kewirausahaan bahwa, “Tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini, asalkan mau, pasti bisa!”. (Rizky)